Hadiah Mobil dari Rasulullah, Kisah Sayyid Muhammad Al-Maliki
Pada suatu hari, sayangnya, demikian dikisahkan Habib Musthafa Husain al-Jufri, murid Abuya Sayyid Muhammad Bin Alawy Al-Maliki Al-Hasani, mengaku tidak ingat persis tanggal, bulan dan tahunnya.
Ketika itu, Sayyid Muhammad Bin Alawy Al-Maliki Al-Hasani berniat berziarah kepada kakek beliau, Baginda Rasulullah di Madinah.
Namun beliau bingung mengenai cara dan kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan niatnya tersebut. Sebab, semua urusan beliau biasanya dilaksanakan setelah melalui istikharah atau mendapat isyarah (petunjuk dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (Saw) atau para Auliya’ pendahulu beliau).
Di tengah-tengah kebingungannya itu, pada suatu malam, tiba-tiba ada seorang tamu mengetuk pintu asrama kami di ar-Rushaifah. Ketika itu, Abuya sudah meninggalkan majlis taklimnya, karena waktu sudah agak malam.
Kebetulan, Habib Musthafa Husain al-Jufri, ketika itu berada di dekat pintu. Setelah pintu dibuka, ternyata tamu tersebut adalah orang Arab bergamis putih dan memakai gutrah di kepalanya layaknya orang Arab Saudi. Ia datang menyerahkan sebuah amplop surat yang alamatnya ditujukan kepada Abuya.
Pada malam itu Habib Musthafa Husain al-Jufri, mendapatkan banyak surat dan amanat yang semuanya di tujukan kepada beliau. Seperti biasa setelah melakukan subuh berjamaah dan wirid bersama, Habib Musthafa Husain al-Jufri, segera melaporkan dan menyerahkan semua surat dan amanat kepada beliau (Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki) dan biasanya Abuya membaca surat di tempat atau memerintahkan muridnya untuk membacakannya kepada beliau jika isinya tidak bersifat rahasia.
Dari sekian banyak surat, ada satu surat yang membuat Abuya takjub bercampur haru. Pengirim surat itu adalah seorang saudagar Tajir dari Kota Jeddah. Di dalam surat itu, ia mengisahkan bahwa dirinya bermimpi Rasulullah.
Begini Kisah Selengkapnya :
Suatu saat, saudagar itu dilanda kebingungan. Pasalnya, ia memiliki banyak harta yang sudah dibelanjakan untuk kebutuhan hidupnya, tetapi masih tersisa beberapa Ribu Reyal (mata uang Saudi Arabia). Pada saat itulah ia menjadi bingung hendak dikemanakan sisa uang tersebut. Tak lama kemudian ia tertidur. Di dalamnya tidurnya dia bermimpi bertemu dengan Rasulullah yang memerintahkannya untuk sisa uang itu kepada Abuya Sayyid Al-Maliki. Di dalam mimpi itu, Rasulullah berkata kepadanya :
"Hai Fulan! Uangmu yang masih tersisa belikan mobil yang memuat 50 orang, lalu berikan mobil itu kepada anakku Sayyid Muhammad al-Maliki Mekkah. Ia ingin berziarah kepadaku bersama murid-muridnya tetapi tidak memiliki kendaraan.”
Saudara itupun terbangun dan langsung mengirimkan surat itu kepada Abuya, memang benar, saat itu Abuya sedang kebingungan mencari mobil agak besar yang sekiranya memuat lebih banyak penumpang. Sementara mobil yang sudah ada tidak memadai. Dan Subhanallah semua urusan mobil, mulai dari STNK dan lain-lainnya dapat diselesaikan pada hari itu juga, sehingga Abuya bersama murid-muridnya dapat berangkat ke Madinah al-Munawwaroh di hari itu juga untuk berziarah kepada kakek beliau, Baginda Rasulullah Saw.
Bberhubung saat itu tidak dijumpai mobil yang memuat 50 orang, maka saudagar itu menghadiahi beliau dua mobil, yang satu bus mini dan satunya lagi Nissan, mobil yang besar itu kemudian oleh Abuya diberi nama Al-Busyro yang artinya sesuatu yang menggembirakan, sedangkan yang kecil diberi nama Al-Karimah yang artinya yang mulia.
(Cerita Para Wali, dikisahkan Al-Habib Musthafa Husain al-Jufri, murid Abuya)