Hadapi Ledakan Pengunjung, Pantai Sembilan Giligenting Terus Bersolek
Sumenep: Pantai Sembilan di Desa Bringsang Kecamatan Pulau Giligenting, Sumenep, Madura, makin ramai saja dikunjungi para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Bahkan di Bulan Puasa pun kunjungan tak pernah berhenti. Setidaknya ada 200 pengunjung setiap harinya. Jumlah itu tak seramai di luar bulan Puasa, yang rata-rata bisa mencapai 700-an pengunjung.
Meski para pengunjung itu tak sampai menginap, namun kehadiran para wisatawan itu mampu meningkatkan pemasukan tersendiri bagi warga desa. ‘’Ya, kami tetap melayani meski sebagian besar warga disini sedang menjalani puasa,’’ kata Kades Bringsang, Sutlan, Minggu (11/6).
Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Sembilan juga mendorong Sutlan memperbaiki berbagai fasilitas, serta menambah sejumlah wahana untuk para pengunjung. Bahkan kini Pantai Sembilan bersiap menerima ledakan pengunjung saat idul fitri. Sejumlah fasilitas yang kini tengah digarap diantaranya penambahan jumlah gazebo, homestay, serta tempat MCK.
Menrurut Sutlan, jumlah MCK yang ada saat ini masih 8 unit. Namun saat ini sedang dikerjakan 6 unit MCK baru. ‘’Sekarang ini sudah digarap siang malam, tempat mandi. Untuk persiapan membludaknya wisatawan pada Idul fitri nanti,’’ katanya.
Penambahan sejumlah fasilitas itu memang bukan tanpa alasan. Karena tidak jarang Pantai Sembilan kehadiran hingga 1000 wisatawan dalam satu hari. Kehadiran jumlah pengunjung itu biasanya long weekend. Pengunjung datang pada hari Jumat lalu pulang pada hari Minggu. Sebagian besar mereka menginap.
Sedangkan jumlah homestay hanya lima buah, berupa cottage yang mampu menampung 10 orang per cottage. Sisanya, biasanya mereka membawa tenda-tenda berukuran besar.
‘’Sekarang ini saya sedang meyakinkan warga agar rumah mereka bisa menjadi homestay. Sudah ada 10 warga yang bersedia. Sekarang tinggal memperbaiki fasilitas kamar tidur dan kamar mandinya,’’ ujar Sutlan.
Tempat wisata yang dikelola Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) Bringsang hingga saat ini tidak menarik karcis bagi pengunjung yang datang. Mereka hanya dikenakan uang sumbangan kebersihan sebesar Rp 5000. Sedangkan untuk menginap dikenakan Rp 300 ribu per cottage.
Alasan Sutlan tidak menarik karcis semacam retribusi, karena bumdes yang sudah terbentuk masih harus mendapat pengesahan dari Kabupaten. Bila nanti ditarik retribusi, Sutlan khawatir terjadi pelanggaran hukum. ‘’Sekarang kami sedang mengurus TDUP (Tanda Daftar Usaha Pariwisata, red). Mudah-mudahan setelah lebaran ini sudah bisa kami selesaikan,’’ jelasnya.
Fasilitas lokasi wisata yang pernah mendapat penghargaan yang ada kini diantaranya warung-warung milik warga setempat, serta caffe. Sedangkan untuk arena bermain, Sutlan juga ada banana boat, snorkeling, sailing, sepeedboat, tempat selfie, kanoe, serta sepeda perahu. Wisatawan juga bisa menikmati gazebo raksasa di tepi pantai yang dikelilingi laut.
Sutlan menambahkan pada bulan Agustus nanti, ada even lomba dayung yang diadakan Institut Tehnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Even itu akan diikuti sekitar 200 peserta. Yakni pada 13 – 19 Agustus 2017. ‘’Nah, kami juga harus mempersiapkan diri. Karena ini juga promosi gratis bagi kami,’’ katanya.
Sementara itu Ka Humas Kabuapten Sumenep, Abdul Kadir, terpisah mengatakan, Pantai Sembilan Giligenting, termasuk salah satu wisata pantai unggulan Sumenep. Karena itu, pihaknya terus memberikan kemudahan-kemudahan pada kawasan itu terutama bagi pengelolanya yakni Desa Bringsang.
‘’Sebenarnya masih ada sejumlah pulau lain di Sumenep yang menjadi objek wisata menarik bagi para wisatawan. Seperti Pantai Slopeng, Lombang, Gili Labak,’’ pungkasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengingatkan kepada pengelola pantai, agar menjaga kebersihan dan fasilitas umum di destinasi wisata. Apalagi akan banyak wisatawan yang akan datang. "Biar service excellent, jangan sampai toiletnya kotor, sampah tidak terurus, dan fasilitas publiknya tidak terawat, karena itu akan menciptakan kesan yang tidak nyaman bagi wisatawan," kata Arief Yahya.
"Customers itu sekarang makin kritis. Kalau mereka kecewa akan layanan, complain-nya tidak hanya langsung di tempat, tapi juga curhat di media sosial, seperti tripadvisor. Urusannya jadi panjang! Karena itu, lebih baik dipersiapkan dengan baik sejak dini," kata Arief Yahya mengingatkan. (hrs)