Hadapi Kelompok Pemecah Bangsa, Ini Ajakan Habib Luthfi
Rais 'Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah (JATMAN) Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya mengajak para jamaah untuk senantiasa menyelamatkan telinga.
Hal itu diungkapkan saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Pondok Pesantren Fatahillah, Kampung Ciketing, Mustikajaya, Kota Bekasi, pada Sabtu 8 Desember 2018.
"Telinga kita harus sudah memiliki filter. Tidak asal kita mendengar berita, karena hal seperti itu yang dapat memecah belah umat dan bangsa," terang ulama keturunan Nabi Muhammad dari jalur Sayyidina Ali bin Abi Thalib ini.
Ia menegaskan bahwa suara-suara berita yang sembarangan itu, sangat berbahaya.
"Telinga kita harus sudah memiliki filter. Tidak asal kita mendengar berita, karena hal seperti itu yang dapat memecah belah umat dan bangsa," terang ulama keturunan Nabi Muhammad dari jalur Sayyidina Ali bin Abi Thalib ini.
"Itu kelihatannya memang sepele. Tapi berbahaya," kata ulama asal Pekalongan ini.
Dikatakan, negara lain kalah perang karena senjata lawan yang ampuh, kuat, dan strategi yang baik.
"Tapi berbeda dengan bangsa kita yang mudah pecah karena berita yang kurang tepat," katanya.
Dewan Pembina Pondok Pesantren Fatahillah ini kemudian meminta agar bangsa Indonesia berhasil dikalahkan karena sering mendengar berita sembarangan, seperti hoaks (berita palsu).
"Rupa-rupanya ada yang senang kalau NKRI ini pecah," kata Habib Luthfi.
Ia melanjutkan, kalau bangsa ini pecah maka akan berdampak keterpecahan negara. NKRI akan pecah.
Kemudian Habib Luthfi bertanya kepada para jamaah, "Wahai bangsaku yang kubanggakan, relakah bangsa ini pecah?"
"Tidak!" jawab hadiri serentak.
Setelah melontarkan pertanyaan, ia mengajak jamaah untuk tegas mengatakan tidak kepada kelompok yang ingin memecah-belah kesatuan bangsa Indonesia.
"Kita harus tegas mengatakan tidak rela dan penuh konsekuen dan tanggung jawab," tegasnya.
Ia menganjurkan saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya haruslah kemudian diaplikasikan ke dalam laku kehidupan.
"Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku. Itu ikrar bukan sekadar lagu dan basa-basi," kata Habib Luthfi menasihati.
Selain Habib Luthfi, dihadiri pula oleh banyak tokoh ulama, habaib, pejabat pemerintahan, dan ribuan masyarakat yang memadati halaman pesantren.
Acara ini dihibur oleh lantunan-lantunan sholawat dari Grup Hadrah Jati Sumo Negoro asal Blitar. Grup ini berhasil menjadi juara pertama dalam Festival Sholawat Jawa Nasional yang diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta, pada Oktober 2018 lalu. (adi)
Advertisement