Hadapi Gejolak Keagamaan dan Kebangsaan, Kedepankan Tabayun
Ketika organisasi semakin besar, potensi perpecahan semakin jelas dan nyata. Maka diperlukan singkronisasi dan koordinasi pada tiap lini persendian tubuh organisasi tersebut, hal itu sebagai upaya penguatan dan masifikasi kinerja organisasi.
“Muhammadiyah terus tumbuh dan semakin besar, potensi miskomunikasi pasti ada. Maka perlu diperkuat jalinan singkronisasi dan koordinasi, antar majelis-lembaga dan para kadernya,” kata Dahlan Rais, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Senin 29 April 2019.
Kuatnya jalinan sinkronisasi dan koordinasi juga bisa dimanfaatkan sebagai langkah dalam melancarkan aksi kerja organisasi. Dalam kerja kemanusiaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah tidak bisa dilakukan hanya satu pihak dan mendegasikan pihak lain. Karena kerja kemanusiaan adalah kerja kolektif, semua saling ‘nyengkuyung’.
Masih sering ditemukannya ketidakadilan terhadap masyarakat, Muhammadiyah harus bisa hadir untuk memproteksi mereka dari rgulasi kebijakan yang sering merugikan. Proteksi tersebut bisa dilakukan melalui banyak cara, seperti pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan dilakukan dengan memanfaatkan kuatnya koordinasi yang dimiliki oleh Muhammadiyah.
“Kita harus mampu menjawab segala pertanyaan yang datang menghampiri kita. Seperti menjawab keresahan umat mengenai regulasi yang tidak berpihak kepada mereka,” tambahnya.
Dahlan Rais sebelumnya, mengungkapkan hal itu, di Gedung Induk Nyai Walidah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Sabtu lalu.
Badan Pengurus Harian (BPH) UMS ini menekankan, dalam menghadapi gejolak keagamaan dan kebangsaan yang semakin sulit dibaca, kader Muhammadiyah perlu mengedepankan tabayyun dan islah. Sebagai upaya proteksi terhadap derasnya arus informasi yang tidak jelas asal-usulnya, dan seakan saling mengadu sesama.
Menyerap semangat tema Milad Muhammadiyah ke-107 H/105 M, Ta’awun. Kerja Muhammadiyah dilakukan sebagai usaha tolong menolong, baik dilakukan kepada internal Muhammadiyah maupun eksternal. Hal itu dilakukan untuk kebaikan yang memiliki dampak kepada umat secara luas. Sehingga usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah memiliki daya galih dan angkat potensi masyarakat yang selama ini terpendam.
Dahlan Rais mengingatkan lagi bahwa, setiap amalan di Muhammadiyah adalah bersumber dan bermuara hanya pada niatan ibadah kepada Allah SWT. (adi)
Advertisement