Hadapi Fenomena La Nina, Pemkot Surabaya Siapkan Strategi Mitigasi Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya menyiapkan sejumlah langkah mitigasi, mengantisipasi La Nina yang akan terjadi jelang pergantian tahun 2024, .
Berdasarkan data Badan Klimatologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa sepanjang bulan Agustus hingga awal Oktober 2024, data menunjukkan bahwa suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah cenderung menurun dan hampir menyentuh batas La Nina.
Sejak Oktober 2024, suhu permukaan laut tersebut diprediksi akan terus mendingin, dan kondisi tersebut dapat bertahan hingga awal 2025.
Indonesia juga terdampak La Nina yang terjadi di Pasifik. Bahwa pada periode Juni-Agustus, La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Lalu pada periode September-November, La Nina juga meningkatkan curah hujan di wilayah bagian tengah hingga timur Indonesia.
“Kita sudah mempersiapkan langkah antisipasi kemungkinan terjadinya La Nina dan turunannya, yakni angin puting beliung, hujan deras," kata Ketua BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantara, Kamis 7 November 2024.
Hebi menjelaskan, sejumlah persiapan tersebut adalah dengan mempersiapkan posko atau tenda darurat yang siap siaga selama 24 jam. Adapun posko darurat tersebut tidak hanya disediakan oleh BPBD saja, tapi juga seluruh dinas terkait.
"Menghadapi bencana ekstrem tersebut, dari sarana dan prasarana, kami sudah siap. Termasuk posko dari DSDABM, DLH, Satpol PP, Dinkes, dan BPBD harus siap siaga 24 jam,” tegasnya.
Hebi menjelaskan, akan ada 7 posko terpadu dan 18 posko pantau yang akan bersiaga, untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi selama musim hujan yang berlangsung pada periode akhir 2024 hingga awal tahun 2025 mendatang.
Selain peran aktif dari OPD Pemkot Surabaya, Hebi menerangkan, pihaknya juga turut serta meminta peran aktif masyarakat dalam menghadapi musim penghujan lewat program Surabaya Bergerak, dimana warga diminta membersihkan saluran air di sekitar kampung tempat tinggalnya masing-masing.
Sebagai langkah preventif mandiri, Hebi juga mengimbau agar masyarakat memperhatikan keselamatan selama di luar rumah. Ia menyarankan untuk warga menghindari beberapa tempat yang berpotensi berbahaya untuk berteduh.
"Imbauan musim hujan biasanya ingin cepat berteduh, ban yang bocor halus itu diantisipasi, jangan sampai terjadi kecelakaan tunggal karena licin. Jangan berteduh di pohon, pengecekan baliho perlu dilakukan,” pungkasnya.
Advertisement