Hadapi Bonus Demografi, Ini Strategi Pemuda Muhammadiyah
Indonesia dihadapkan pada bonus demografi 2030. Ketika dari 270 juta penduduk Indonesia, 70 persen di antaranya adalah penduduk usia produktif. Jika tidak dipersiapkan secara baik, bonus demografi justru malah menjadi masalah besar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto meminta agar Pemuda Muhammadiyah tidak tenggelam di masa depan. Karenanya Cak Nanto mengajak kader Pemuda agar tidak sekadar kritis tanpa aksi solutif memberikan jawaban nyata.
“Pemuda Muhammadiyah jangan menambah beban. Jadi kalau pemuda-pemudanya hanya mau di belakang, tidak mau ke tengah dan maju, itu menjadi persoalan-persoalan berat ke depan. Maka hadirnya Pemuda Muhammadiyah harus menjadi solusi,” tutur Cak Nanto.
“Jangan dipikir hanya kepemimpinan saya dan kepemimpinan 2018-2022. Yang harus dipikir adalah beyond Pemuda Muhammadiyah mau apa? Yang kita pikir adalah 50 tahun gerakan Pemuda Muhammadiyah (ke depan),” tegasnya dalam sambutan pembukaan Tanwir ke-1 Pemuda Muhammadiyah di Manado, Jumat 2 April 2021.
Atas strategi itu, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah berusaha meluaskaan dakwah kolaboratif agar peran Pemuda memberi kemanfaatan pada masyarakat tergarap dengan baik.
Kemanfaatan pada Generasi Berkelanjutan
“Yang kami lakukan dalam 2,5 periode ini adalah melakukan kemanfaatan kepada semua pihak, baik pemerintah, pengusaha, TNI, Polri untuk melakukan gerakan-gerakan bersama kebangsaan yang selalu kita genjot bahwa kita itu tidak bisa beranjak dari persoalan-persoalan yang selama ini muncul tapi kita tidak pernah memulai untuk mengatasinya,” jelas Cak Nanto.
Pemuda Muhammadiyah menurutnya harus tetap menjaga teladan dakwah Muhammadiyah yang kritis, beradab, namun tetap terbuka dan menghadirkan solusi sebagaimana ditekankan dalam 10 sifat Kepribadian Muhammadiyah sebagaimana yang diputuskan dalam Muktamar ke-35 tahun 1962.
“Maka inilah dakwah yang harus kita lakukan dengan baik dan santun yang selama ini telah diajarkan oleh para founding father Muhammadiyah yaitu bagaimana menyemai kemanfaatan-kemanfaatan gerakan,” tuturnyaa.
“Karenanya kader-kader Pemuda Muhammadiyah harus diterjunkan pada lapangannya. Pada persoalannya. Tidak hanya terjun pada diskusi di ruangan kecil. Harus dirumuskan pada hal-hal yang mempraktekkan diri pada kebaikan dan kemanfaatan,” kata Sunanto.