Hadapi Arab Saudi di Yaman, Ini Kekuatan Pasukan Houthi
Sebuah drone yang dipasangi bom menyasar bangunan sipil di Kota Najran, yang berbatasan dengan Yaman. Demikian suara resmi Pemerintah Arab Saudi. Media lokal melansir bangunan sipil itu berupa pembangkit listrik, rumah sakit dan sekolah.
Juru bicara pasukan koalisi Saudi, Kolonel Turki Al Maliki, mengatakan kelompok Houthi berusaha menyerang target di Najran, seperti dikutip Saudi Press Agency.
“Maliki mengatakan akan ada serangan balasan yang kuat atas serangan ini,” begitu dilansir Gulf News pada Selasa, 21 Mei 2019.
Maliki menuding Houthi sebagai milisi dukungan Iran. Secara terpisah, media Haaretz melansir, milisi Houthi menyerang sebuah bandara di Kota Najran, yang juga digunakan militer Arab Saudi.
Kanal berita satelit Al Masirah, yang dimiliki milisi Houthi, mengatakan ada serangan yang menyasar bandara di Najran dengan drone Qasef-2K. Serangan ini untuk menghancurkan sebuah depot senjata milik Saudi.
Pada awal pekan ini, Saudi juga menuding kelompok Houthi sebagai pelaku yang menembakkan rudal ke arah Kota Taif, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Mekkah. Satu serangan rudal lainnya menyasar Kota Jeddah, yang terletak di tepi Laut Merah. Militer Saudi berhasil menembak jatuh kedua rudal ini.
Soal ini, kelompok Houthi membantahnya. "Rezim Saudi berusaha, melalui tuduhan-tuduhan ini, untuk menggalang dukungan bagi agresi brutalnya terhadap rakyat Yaman," kata juru bicara militer Houthi Yahya Sarea di media sosial Facebook, dikutip dari Reuters, 20 Mei 2019.
Hubungan antara Houthi dan Iran, seperti dilansir Reuters, berlangsung sejak lama. Sejak 2017, militer Iran meningkatkan pengiriman senjata canggih serta penasehat militer untuk memperkuat gerakan Houthi, yang juga menganut ajaran Syiah.
Menurut sumber militer Barat, taktik yang digunakan Iran ini mirip dengan dukungan kepada kelompok Hizbullah di Lebanon, yang berperang melawan Israel. Komandan Pasukan Al Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, telah menemui pimpinan tertinggi Korps Garda
Revolusi Islam Iran. Kedua pihak membicarakan cara-cara meningkatkan kemampuan tempur Houthi. Pasukan Quds merupakan bagian dari Korps Garda Revolusi dan bertugas menangani operasi eksternal.
“Pada pertemuan ini, mereka setuju untuk meningkatkan jumlah bantuan dan pelatihan serta dukungan finansial,” kata sumber ini kepada Reuters pada 2017. Penambahan bantuan ini terjadi setelah perang berjalan dua tahun di Yaman.
Kelompok Houthi berusaha menjatuhkan pemerintahan Yaman, yang didukung Arab Saudi dan menganut paham Sunni. Tuduhan serupa juga muncul dari Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, yang merupakan juru bicara pasukan koalisi Arab Saudi di Yaman.
“Kami tidak kekurangan informasi atau bukti bahwa Iran menggunakan berbagai mekanisme untuk menyelundupkan senjata ke area ini,” kata dia.
Menurut Asseri, salah satu buktinya adalah kemunculan senjata anti-tank Kornet di Yaman. Senjata ini sebelumnya tidak pernah ada baik di pasukan Yaman ataupun Houthi. “Senjata ini datang belakangan,” kata dia.
Soal tuduhan Saudi ini, seorang pemimpin Houthi mengatakan itu hanyalah dalih Saudi untuk mengalihkan perhatian publik. Saudi dinilai gagal dalam perang ini, yang telah menewaskan sekitar 10 ribu orang.
“Saudi tidak ingin mengakui kegagalan mereka jadi mereka membuat tuduhan keliru,” kata seorang pemimpin Houthi.
Arab Saudi melakukan intervensi dalam perang sipil di Yaman pada 2015. Ini dilakukan untuk mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang dijatuhkan pasukan Houthi dari ibu kota Sanaa di Yaman. Bekas pejabat keamanan Iran mengatakan pemimpin di Teheran berencana memperkuat kelompok Houthi untuk membantu penyebaran pengaruh Iran di wilayah ini.
“Mereka berencana menciptakan milisi ala Hizbullah di Yaman. Ini untuk menghadapi Riyadh. Iran perlu menggunakan semua kartunya,” kata pejabat ini. (an)
"Arab Saudi melakukan intervensi dalam perang sipil di Yaman pada 2015. Ini dilakukan untuk mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang dijatuhkan pasukan Houthi dari ibu kota Sanaa di Yaman. Bekas pejabat keamanan Iran mengatakan pemimpin di Teheran berencana memperkuat kelompok Houthi untuk membantu penyebaran pengaruh Iran di wilayah ini."