Habis Berhubungan Suami-Istri, Sahur Dulu atau Mandi Junub Dulu?
Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, banyak pertanyaan-pertanyaan masyarakat seputar bulan Ramadan. Di antaranya, seorang bertanya: bila setelah berhubungan suami-istri, manakah yang harus didahulukan. Mandi dulu atau sahur dulu baru mandi?
Berikut penjelasan ulama sesuai Hadits Nabi.
Memang, ketika ada orang junub bangun tidur di penghujung malam, dia berada dalam keadaan harus memilih antara mandi dan sahur, apa yang harus didahulukan?
Selama Ramadan terkadang umat Muslim bangun masih dalam keadaan junub sementara telah masuk waktu Subuh. Lantas, masih bolehkan berpuasa bila bangun dalam keadaan demikian.
Dinukil dari Abdullah bin Abdul Aziz bin Muhammad Al-Luhaidan dalam Ensiklopedi Hadits, Rasulullah SAW sudah mencontohkan jika kita berada dalam keadaan demikian.
Dari Aisyah Ra bahwasanya ada seorang lelaki datang meminta fatwa kepada Nabi SAW, sementara Aisyah Ra waktu itu mendengar dari balik pintu. Lelaki itu bertanya, “Wahai Rasulullah, waktu sholat (Subuh) telah tiba sedangkan akau dalam keadaan junub. Apakah aku harus puasa? Rasulullah SAW menjawab, “Aku pun pernah mendapati waktu Subuh dalam keadaan junuh, lalu aku berpuasa.” Lelaki itu berkata,’engkau tidaklah sebagaimana kami wahai Rasulullah. Allah datang mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.’
Maka beliau bersabda,’Demi Allah, aku berharap bahwa akulah orang yang paling takut kepada Allah diantara kalian dan paling tahu bagaimana bertakwa.’ (HR Muslim: 1.110, Abu Dawud: 2.389, dan Ahmad: 6/67).
Dalam hadis lainnya, dijelaskan bagaimana Rasulullah SAW bangun Subuh dalam keadaan junub. “Dari Aisyah Ra, dia berkata, ‘Pernah Nabi SAW tidur dalam keadaan junub, lalu datang Bilal mengumandangkan adzan bahwa waktu shalat telah tiba. Beliau lalu bangkit dan mandi, dan aku pun masih melihat tetesan air di rambutnya. Kemudian beliau berangkat menuju masjid dan aku mendengar bacaannya dalam sholat fajar.’ Mutharrif berkata,” Aku berkata kepada Amir, ‘Apakah ini khusus di bulan Ramadhan?’ Dia menjawab, ‘Ramadhan dan selainnya sama saja.’ (HR Al-Bukhari: 1.926: At-Tirmidzi: 779, Ibnu Majah: 1.703).
Kesimpulan Dalil
Berdasar penjelasan ini, bisa disimpulkan, mandi junub tidak harus dilakukan sebelum subuh. Orang boleh mandi junub setelah subuh, dan puasanya tetap sah. Sementara sahur, batas terakhirnya adalah subuh.
Seseorang tidak boleh sahur setelah masuk waktu subuh. Dengan menimbang hal ini, seseorang memungkinkan untuk menunda mandi dan tidak mungkin menunda sahur. Karena itu, yang mungkin dia lakukan adalah mendahulukan sahur dan menunda mandi. Hanya saja, sebelum makan sahur, dianjurkan agar berwudhu terlebih dahulu.
Sebagaimana keterangan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan: “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada dalam kondisi junub, kemudian beliau ingin makan atau tidur, beliau berwudhu sebagaimana wudhu ketika hendak shalat.” (HR. Muslim, 305).
Namun, ketika hendak melaksanakan sholat subuh maka mandi wajib terlebih dahulu. Allah berfirman, “Jika kalian dalam keadaan junub, bersucilah..” (QS. Al-Maidah: 6).
Demikian semoga penjelasan ini bermanfaat. Wallahu'alam.