Habib NKRI dan Bendera Merah Putih Bikin Bangga
Tasawuf bisa jadi solusi bagi kerumitan dunia akibat globalisasi yang menggiring masyarakat dunia terpapar dua risiko: Kapitalisme/liberalisme atau sebaliknya radikalisme/Terorisme. Karena itu, Rais Am Jam'iyah Ahlith Thariqah Mu'tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya menggelar Konferensi Ulama Sufi Dunia di Pekalongan.
"Karena Habib Luthfi ini sangat pedulu terhadap cinta Tanah Air dan NKRI, kami sebut Habib NKRI atau ulama NKRI," kata Menkopolkam Ryamizard Ryacudu, saat pembukaan acara tersebut.
Seperti biasanya, perhelatan berlangsung 8-10 April 2019, diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Syubbanul Wathan alias Shalawat Ibu Pertiwi. Dihadiri lebih dari 70 ulama sufi dari pelbagai negara di dunia, selain ulama dan kiai pesantren dan mursyid Tarekat di Indonesia.
Karena bukan upacara bendera, seorang santri teringat rangkaian acara Upacara Bendera.
"Banggalah jadi orang Indonesia. Kita beruntung bendera kita Merah Putih. Jadi, komandan upacara cukup memberi aba-aba:
"Kepada Sang Merah Putih, hormaaat graaakkk!!"
Coba kalau di Amerika, maka komandan upacaranya akan memberikan komando, "Kepada bendera merah garis garis putih, setrip biru pinggirnya bintang bintang putih banyak sekali.. Hormaaat graakk!!"
Malah Repot 'kan! (adi)
"Banggalah jadi orang Indonesia. Kita beruntung bendera kita Merah Putih. Jadi, komandan upacara cukup memberi aba-aba: "Kepada Sang Merah Putih, hormaaat graaakkk!!"