Habib Luthfi Terdorong Meneruskan Perjuangan Wali Songo
Rais 'Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengatakan, perjuangan Wali Songo yang terjadi pada 500 tahun yang lalu dan diteruskan oleh para ulama salafus shalihin membuat kita tertantang dan terdorong untuk minimal mempertahankan ajaran yang telah dibawanya berupa akidah Ahlussunnah waljamaah (Aswaja).
"Perjuangan para ulama Wali Songo yang terjadi pada 500 tahun yang lalu membuat kita para ulama dan habaib agar tetap mempertahankan ajaran Aswaja di tanah air ini," ujarnya, dikutip ngopibareng.id, Sabtu 6 Juli 2019.
Dikatakan, perjuangan para Wali Songo di bumi pertiwi, khususnya di tanah Jawa sungguh sangat luar biasa. Karena berkat perjuangan Wali Songo, Islam di Jawa khususnya berkembang dengan pesat dan diteruskan oleh para ulama dan habaib.
"Kadang terbersit di hati saya untuk mengucapkan terima kasih, kepada beliau-beliu. Tapi saya sunnguh malu, ucapan terima kasih saja ternyata tidak cukup dan terlalu kecil dibanding jasa-jasa Wali Songo di bumi nusantara," tandas Habib luthfi yang juga Ketua Forum Ulama Sufi Internasional ini.
"Kadang terbersit di hati saya untuk mengucapkan terima kasih, kepada beliau-beliu. Tapi saya sunnguh malu, ucapan terima kasih saja ternyata tidak cukup dan terlalu kecil dibanding jasa-jasa Wali Songo di bumi nusantara," tandas Habib luthfi yang juga Ketua Forum Ulama Sufi Internasional ini.
Dijelaskan, kontribusi para ulama salafus shalihin seperti KH Sholeh Darat, KH Hasyim Asy'ari, Habib Ahmad bin Tholib Alatas, Habib Hasyim bin Yahya, dan tokoh-tokoh ulama Pekalongan dan sekitarnya sangat nyata untuk negeri ini.
"Beliau dalam berdakwah dengan lembut tanpa kekerasan padahal pada waktu itu yang dihadapi adalah kaum penjajah, dengan telaten mengenalkan huruf-huruf dalam Al-Qur'an dari kampung ke kampung," tuturnya.
Kalau melihat perjuangan beliau para Auliaillah, lanjutnya, ulama dan habaib temasuk dirinya belum ada apa-apanya. "Maka merupakan kewajiban kita untuk 'nguri uri' untuk mempertahankan ajaran dan amaliah untuk generasi masa sekarang dan yang akan datang," pungkasnya.
Habib Luthfi mengungkapkan hal itu, di hadapan ribuan umat Islam yang menghadiri acara Silaturahim dan Halal bi Halal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dan Rabithah Alawiyah Pekalongan, Jawa Tengah, di eks Pendopo lama Alun-alun Kota Pekalongan, belum lama ini.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan, H Muhtarom mengatakan, kegiatan halal bi halal bersama Rabithah Alawiyah sudah berjalan sebanyak 5 kali. Selain halal bi halal, kegiatan bersama yang juga dilakukan yakni pengobatan gratis masal, bantuan terdampak banjir dan rob, halaqah Aswaja, dan lain-lain.
"NU dan Rabithah Alawiyah dalam momen-momen tertentu selalu menggelar kegiatan bersama dan ini bagus untuk menyatukan dua kekuatan besar di Kota Pekalongan dalam kegiatan sosial," ujarnya.
Dikatakan, kegiatan bersama ini tidak lepas dari dukungan semua pihak, baik Pengurus Cabang NU maupun Rabithah Alawiyah Kota Pekalongan, utamanya dari Habib Muhammad Luthfi yang secara terus menerus memberikan dorongan dan support agar kegiatan bersama dapat terus dilaksanakan rutin setiap tahun.
Selain Habib Luthfi yang mengisi taushiyah, Wakil Mudir 'Aam Idaroh Aliyah JATMAN Habib Umar Muthohar juga memberikan taushiyah dengan iringan grup Maulid Simud Duror Babul Musthofa Pekalongan.
Rabithah Alawiyah adalah suatu organisasi massa Islam yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Pada umumnya organisasi ini menghimpun WNI keturunan Arab, khususnya yang memiliki keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Organisasi ini berdiri pada tanggal 27 Desember 1928 tidak lama setelah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. (nuo)