Habib Luthfi: Perbanyak Bacaan Shalawat Nabi, Tinggikan Derajat
Membaca Shalawat Nabi merupakan anjuran bagi umat Islam. Karena itu, di luar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari ungkapan terima kasih kepada Rasulullah SAW. yang telah membawa ajaran Islam kepada umat manusia.
Maulana Habib Luthfi bin Yahya mengingatkan, dengan mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad tentunya semakin menambah kecintaan kepada Rasul, semakin berkomitmen untuk menjalankan sunah-sunah Rasul.
Oleh karena itu, kita diharapkan memperbanyak bacaan shalawat. Allah menjanjikan 10 keberkahan, dihapus 10 kesalahan, dan ditinggikan 10 derajatnya bagi yang membaca satu shalawat.
Sebagaimana Sabda Nabi SAW :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيْئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah bershalawat kepadanya 10 kali shalawat, dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat.”
Bahkan barang siapa setiap harinya membaca sholawat 1000 kali, maka haram baginya masuk neraka. Disamping itu tentu saja Nabi Muhammad sendiri menjanjikan syafaatnya kepada umatnya yang memperbanyak bacaan shalawat.
Nabi Muhammad SAW. Adalah basyar (manusia). Akan tetapi basyariyahnya Nabi Muhammad SAW. berbeda dengan basyariyahnya manusia pada umumnya.
Rasulullah dianugrahi dengan sifat rabaniyah dan ilahiyah, artinya beliau memang sudah disiapkan oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu dan mendakwahkan ajaran Islam sebagai agama yang benar.
Selain membahas tentang Nabi Muhammad, Habib Luthfi juga menyinggung tentang permasalahan-permasalahan masa kini. Banyaknya situs-situs peninggalan sejarah Islam yang dirusak dan dihancurkan. Padahal semestinya situs-situs sejarah ini harus dilestarikan untuk mengenal sejarah Islam dan sebagai bukti konkret dakwah Islam terdahulu sampai sekarang.
“Fenomena pertentangan tentang permasalahan-permasalahan kecil, saling membeda-bedakan, membid’ahkan, mengkafirkan sesame muslim, justru ini akan membuat umat Islam lemah dan tertinggal dengan bangsa lain. Jika ini terjadi di Indonesia, Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang lemah dan akan dikuasai oleh bangsa asing”, ungkapnya.
“Kita angkat pedang kita, pedang ilmu pengetahuan, pedang teknologi, pedang ekonomi. Kita pekikkan Allahu Akbar untuk membangun Rumah Sakit, Kita pekikkan Allahu Akbar untuk membangun pondok pesantren kita, universitas kita, teknologi, perusahaan, pabrik-pabrik kita dan yang lain-lainnya, sehingga kita tidak dijajah bangsa lain.
"Makanya kita jangan terjebak dan berkutat dalam perselisihan-perselisihan dan pertentangan-pertentangan masalah furu’iyah, masalah-masalah qunut, tarawih. Kita tidak boleh saling membid’ahkan, mengkafirkan, dan musyrikkan. Kita harus bersatu supaya kita bisa menjadi pengusa dunia”, tuturnya.
Advertisement