Habib Ali Assegaf Wafat, Umat Islam Indonesia Berduka
Umat Islam Indonesia berduka. Ulama Betawi, Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, meninggal dunia di Rumah Sakit Purwakarta, Jawa Barat, Jumat 15 Januari 2021. Habib Ali adalah pemimpin Majelis Ta’lim wal Mudzakarah al-Afaf, Tebet Jakarta.
Pihak keluarga menyampaikan kabar Habib Ali Assegaf meninggal dunia sekitar pukul 15.30 WIB.
“Untuk sakit apanya belum tahu ya. Nanti pihak keluarga yang menyampaikan,” ujar Camat Tebet, Jakarta, Dyan Airlangga, saat dikonfirmasi, Jumat.
Pihak keluarga Habib Ali Assegaf menyiapkan keberangkatan jenazah Habib Ali Assegaf ke rumahnya di Tebet, Jakarta. “Habib Ali Assegaf akan disemayamkan di rumah duka di Tebet. Jenazah dibawa ke Tebet dulu setelah itu disemayamkan, dimandikan, dan dikafani,” ujar Dyan.
Untuk rencana pemakaman Habib Assegaf, Dyan belum mengetahui kapan dan lokasi pemakaman.
Pesan Kemajemukan Indonesia
Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf dikenal sebagai ulama Betawi yang cinta Indonesia. Ia menegaskan tentang pentingnya nikmat rasa aman yang dimiliki bangsa Indonesia.
Menurutnya, betapapun makmurnya hidup seseorang, tanpa rasa aman hal tersebut akan sia-sia. Karena itu, penting bagi bangsa Indonesia untuk mensyukuri anugerah luar biasa ini.
“Kita harus berterima kasih kepada orang pertama yang memberikan kita rasa aman, yaitu KH Hasyim Asy’ari,” katanya di hadapan ribuan warga yang memadati Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat 21 Oktober 2016 malam, dalam acara pembacaan shalawat Nariyah sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri Nasional.
Habib Ali berbicara dalam konteks kisah perjuangan Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari dalam menghadapi suasana genting sekitar dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945 di Surabaya.
Melalui fatwa Resolusi Jihad, pendiri Nahdlatul Ulama itu mampu membakar semangat para santri dan arek-arek Surabaya untuk melawan penjajah yang hendak merebut kembali kemerdekaan Indonesia.
Habib Ali yang merupakan pemimpin Majelis Ta’lim wal Mudzakarah al-Afaf ini mengaku mendukung penuh kegiatan PBNU. Ia juga menjelaskan tentang sejumlah keutamaan dan manfaat membaca Shalawat, mulai dari menghilangkan kesusahan sampai mendapatkan husnul khatimah.
Bagi Habib Ali Assegat, santri bermakna lebih luas dari sekadar orang yang tinggal di pesantren. Siapa pun yang memiliki semangat mendalami ilmu yang tinggi, pelopor kebaikan, berakhlakul karimah, dan bertindak untuk mencapai ridha Allah, baginya adalah seorang santri.