H&M Tutup 28 Toko dan PHK 588 Karyawan, Ini Profil Pendirinya
Serikat pekerja di Spanyol menyatakan, ratusan karyawan H&M (Hennes & Mauritz) di Spanyol akan diberhentikan. Pemutusan hubungan kerja (PHK) 588 pegawai ini akibat kondisi organisasi, produksi, dan ekonomi yang tidak pasti.
PHK ini menambah panjang daftar sejumlah perusahaan retail fashion yang melakukan pengurangan karyawan karena alasan efisiensi demi menekan biaya.
Perusahaan ritel pakaian asal Swedia H&M mengumumkan akan menutup 28 toko. Mengutip Reuters, H&M memiliki 133 toko di Spanyol dan mempekerjakan hampir 4.000 orang. Manajemen H&M mengatakan memiliki toko di lokasi yang tepat dan tetap kompetitif adalah prioritas.
"Hal ini termasuk meningkatkan pengalaman berbelanja di toko-toko kami yang ada. Secara aktif, mencari peluang baru dan membuat keputusan yang tepat mengenai penutupan toko bila diperlukan," ungkap manajemen perusahaan, dikutip dari Reuters.
H&M tidak membeberkan lebih lanjut tentang alasan penutupan toko tersebut. Sebelumnya, November 2022, H&M pernah mengumumkan rencana besar-besaran untuk memangkas 1.500 pekerjaan guna memangkas biaya. Di Spanyol, mereka telah mengurangi gajinya sebanyak 400 orang pada 2021.
Langkah H&M ini sejalan dengan perusahaan ritel besar lainnya di seluruh dunia yang telah menutup toko-toko kecil dalam beberapa tahun terakhir.
Sosok Pendiri H&M
H&M didirikan oleh Erling Persson. Sebelumnya, ia bekerja sebagai salesman. Pria kelahiran Borlänge, 21 Januari 1917 itu pindah ke Stockholm untuk memulai kehidupan kerjanya.
Terinspirasi oleh perjalanan ke Amerika Serikat setelah Perang Dunia Kedua, di mana toko-toko berkembang pesat, pada 1947 Persson mendirikan toko pertamanya, bernama Hennes, yang berarti "milik perempuan" dalam bahasa Swedia, di Vaesteraas, sebelah barat Stockholm.
Usaha Persson tersebut terus berkembang selama 1950-an dan 1960-an. Persson membuka cabang pertamanya di Stockholm pada 1950, dengan slogan bahwa dia menjual pakaian kepada gadis-gadis "yang tidak ingin terlihat seperti ibunya".
Selanjutnya, Persson membeli Mauritz Widforss, sebuah toko berburu dan senjata yang mencakup koleksi pakaian pria, dan perusahaan tersebut dikenal sebagai Hennes & Mauritz, pada 1968.
H&M kemudian diluncurkan di bursa saham Stockholm pada 1974 dan menjadi toko Inggris pertama dibuka di pusat perbelanjaan Brent Cross dua tahun kemudian.
Warisan
Erling Persson pensiun pada 1982. Ia menyerahkan kendali kepada putranya, Stefan. Ia pun menjadi orang terkaya di Swedia sekaligus orang terkaya ke-99 di dunia dengan total kekayaan Rp290,70 triliun. Ia menjadi pemegang 36 persen saham H&M.
Stefan Persson mengundurkan diri sebagai pimpinan H&M pada Mei 2020. Ia menjabat selama 22 tahun. Posisinya kini digantikan oleh putranya Karl-Johan.