H-8, Animo Masyarakat Jombang Menukar Uang Baru Masih Rendah
Dampak pandemi Covid-19 dalam dua edisi lebaran terakhir benar-benar terasa, khususnya untuk para penyedia jasa penukaran uang baru. Hingga delapan hari menjelang lebaran, animo masyarakat dalam menukar uang baru masih sangat rendah.
Salah satunya dialami Syarif, 65, penyedia jasa penukaran uang baru di Jalan Ahmad Yani, Jombang. Syarif mengaku sudah membuka lapak jasa penukaran uang sejak pagi pukul 08.00 WIB hingga sore menjelang buka puasa.
“Masih sepi, mungkin karena pandemi dan sulitnya cari uang. Jadi sepi orang yang mau nukar uang,” ucapnya, Rabu 5 Mei 2021.
Setiap jelang lebaran, Syarif mengaku selalu melayani penukaran uang baru. Hal ini sudah dilakukannya sejak 2012 silam, dan baru dua tahun terakhir jasa penukaran uang terasa sepi.
“Sama seperti tahun kemarin juga sepi. Apalagi ada aturan larangan mudik, jadi tambah sepi. Soalnya biasa pelanggan saya orang perantauan dari luar dan mudik ke Jombang yang banyak menukar uang,” ujarnya.
Pernyataan sama juga diungkapkan Rofi’i, 30, penyedia jasa penukaran uang lain. Ia mengaku selama bertahun-tahun melayani jasa penukaran uang baru saat lebaran. Namun baru dua tahun terakhir animonya sangat rendah.
“Mau bagaimana lagi, sudah takdirnya begini. Ramai tidak ramai ya tetap dijalani karena momen seperti begini hanya satu tahun sekali,” jelasnya. Ia menyebut omsetnya turun sangat signifikan di tahun ini. Pada edisi lebaran dua tahun lalu, ia bisa menghabiskan Rp50 juta.
Namun sampai delapan hari menjelang lebaran tahun ini, dirinya belum menghabiskan seperempat dari omset dua tahun lalu. “Sampai lebaran nanti bisa habis 10 juta sudah sangat bagus,” pungkasnya.