BBPLK Libur, H+7 Lebaran Kasus Covid-19 Diprediksi Meningkat
Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemiologi FKM Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo mengatakan, satu hari setelah Hari Raya Idul Fitri nanti kasus Covid-19 akan turun.
Hal ini dikarenakan laboratorium BBPKL se-Indonesia akan libur melakukan tes PCR Covid-19 pada 23 dan 24 Mei.
"Selama lab libur dua hari akan ada penurunan kasus. Namun bukan kasus penyebaran yang menurun, melainkan pemeriksaan. Alhasil, kurva yang dilaporkan kecil," ujar Windhu.
Windhu menjelaskan, masyarakat Indonesia tidak boleh merasa senang terlebih dahulu dengan laporan kurva yang kecil. Karena setelahnya, spesimen akan menumpuk dan kurva yang dilaporkan bisa meningkat tajam.
"Nanti jangan kaget, kira-kira seminggu setelah lebaran itu ada peningkatan kasus, itu utang dari tumpukan spesimen yang baru diperiksa setelah libur. Jadi jangan senang dulu," papar Windhu.
Ia mempresiksi, saat momen Hari Raya Idul Fitri penularan Covid-19 bisa lebih tinggi. Apabila masyarakat tetap melakukan silahturahmi, berbondong melakukan takbir keliling dan kegiatan berkumpul lainnya.
Menurutnya, bila hal diatas tetap terjadi, mulai hari ini hingga tiga hari ke depan ia sebut sebagai masa kritis penularan Covid-19 akan terjadi.
"Sebab penularan akan tinggi dan utang lab ditambah penularan tinggi akan menghasilkan lonjakan kasus setelah lebaran. Saya prediksi itu meningkat setelah lebaran," jelasnya.
Sebagai akademisi epidemiologi, Windhu juga berharap kepada pemerintah untuk menampilkan kurva epidemiologinya. Kurva itu sebenarnya ada, tapi tidak pernah ditampilkan.
"Tidak harus setiap hari, kurva epidemiologi bisa ditampilkan setiap minggu saja," imbuhnya.
Ia juga berpesan, setelah lebaran pemerintah bisa melakukan lebih banyak lagi rapid test dan memberikan reagen sebanyak mungkin, supaya semua kasus Covid-19 bisa terungkap.