H-2 Lebaran, Malaysia Lockdown sampai 7 Juni
Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan lockdown nasional atau perintah kawalan pergerakan (movement control order/ MCO) hinggga 7 Juni mendatang. Mudik antar negara bagian dan antar distrik dilarang imbas terjangan gelombang ketiga Covid-19. Begitu juga dengan pertemuan sosial.
Selain itu, ibadah salat Idul Fitri (salat Ied) akan dibatasi maksimal 50 orang untuk masjid dengan kapasitas 1.000 orang, dan maksimal 20 orang untuk kapasitas yang lebih kecil. Pembatasan juga berlaku untuk salat Jumat. Restoran tidak diperbolehkan melayani makan ditempat, hanya bisa take away atau dibawa pulang. Sekolah masih belum dibuka. Jumlah maksimum penumpang dalam kendaraan roda empat hanya dua orang dengan radius hanya 10 km dari rumah.
Sebagai informasi, kasus harian Covid-19 di Malaysia menembus angka 4.000 pada Senin, 10 Mei 2021. Terdapat 37.390 kasus aktif dengan kematian mencapai 1.700 kasus. PM Muhyiddin Yassin juga mengingatkan munculnya varian baru dengan laju infeksi lebih tinggi yang dikhawatirkan bakal membebani infrastruktur layanan kesehatan.
“Malaysia menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang dapat memicu krisis nasional,” katanya dalam sebuah pernyataan. Namun, dia tidak merinci lebih lanjut.
Lockdown nasional pertama di Malaysia diterapkan pada 18 Maret hingga 3 Mei 2021. Malaysia berada dalam keadaan darurat, yang diumumkan oleh PM Muhyiddin Yassin pada Januari lalu untuk antisipasi penyebaran wabah Covid-19.
Dewan Penasehat Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia, Muhammad Rajiv Syarif mengemukakan, secara umum pihaknya menyambut baik kebijakan MCO, yang diharapkan bisa menekan peningkatan kasus Covid-19.
Meski demikian, Rajiv mengaku khawatir akan terjadi kekurangan bahan pangan selama pemberlakuan MCO, PPI Malaysia pun berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kuala Lumpur terkait hal itu.
“Namun, ada hal-hal lain yang perlu kita cermati seperti kelengkapan bahan pangan yang dulu pernah terjadi ketidakcukupan dan ini coba kita antisipasi dengan terus bekerjasama dengan pihak kedutaan agar bisa mensupply kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan nantinya,” pungkas Rajiv.