H-1 Idul Fitri, Rumah Gadai di Jakarta Ramai Beri Pinjaman
Sehari menjelang Idul Fitri pegadaian yang dikelola secara individu, masih tetap buka. Mereka melayani masyarakat yang butuh pinjaman uang untuk lebaran. Bunganya cukup tinggi, antara 10 hingga 15 persen. Tapi yang butuh tetap banyak.
Sebagian besar barang yang dijadikan jaminan atau agunan berupa BPKB sepeda motor, mobil, HP dan laptop. Nilai pinjaman disesuaikan dengan kondisi barang yang dijaminkan.
Untuk menarik perhatian peminjam, pegadaian memasang papan nama besar-besar dengan tulisan, "Pusat Pegadaian Indonesia, aman. Dana cair dalam hitungan menit."
Dalam pengamatan Ngopibareng di beberapa pegadaian, rata-rata pinjamannya antara Rp 2 juta hingga Rp5 juta. Dengan bunga rata-rata 15 persen.
Bahkan rentenir yang beroperasi di kampung-kampung mematok bunga hingga 20 persen. Seorang peminjam, memilih pegadaian swasta, karena berani memberi pinjaman yang nilai lebih besar, meski bunganya cukup tinggi.
Sedang pegadaian yang dikelola BUMN, bunganya rendah tapi pinjamannya kecil. "Karena dalam keadaan kepepet, dan butuh uang untuk belikan baju anak, apa boleh buat, daripada anak nangis minta baju baru," kata seorang ibu yang baru keluar dari pegadaian di kawasan Palmerah Barat, Jakarta Selatan, Jumat 21 April 2023.
Perempuan bernama Sulami, 45 tahun, menggadaikan BPKB sepeda motor tahun 2000 dengan nilai pinjaman Rp 2,5 juta dalam tempo 3 bulan.
Ibu tiga anak ini kesulitan keuangan karena suaminya nganggur, pekerjaan sepi. BPKB sepeda motor yang diagunkan itu pemberian anaknya. Sulami mengaku tiap butuh uang larinya ke pegadaian Sejahtera tersebut.
Di Pegadaian yang lain, Ngopibareng menjumpai seorang karyawati sebuah toko sedang menggadaikan HP untuk ongkos pulang ke Indramayu Jawa Barat.
HP yang digadaikan itu pemberian pacarnya dan oleh petugas gadai cuma diberi pinjaman Rp 750 ribu, meski HP masih baru, tapi dos dan petunjuknya tidak ada. "Saya tadi mau pinjam Rp1,5 juta, cuma dikasih separuhnya," kata perempuan bernama Miati ini. Terpaksa ke gadai karena butuh uang untuk pulang kampung.
Rentenir Niat Bantu
Secara terpisah seorang rentenir di daerah Kemanggisan Jakarta Barat yang beroperasi dor to dor mengatakan usahanya ini untuk membantu orang yang kesulitan keuangan.
Kalau pinjam uang di pegadaian harus ada jaminan. Namun di tempat perempuan yang biasa dipanggil Mama Susi, bebas jaminan, asal tempat tinggalnya jelas.
Karena tanpa jaminan ia hanya berani memberi pinjaman sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta dengan bunga 20 persen sebulan. "Dari Rp500 ribu kalau mengembalikan harus ditambah bunga 20 persen jadi total Rp600 ribu," katanya.
Cerita Mama Susi, uang yang dijalankan itu milik orang lain, bukan uangnya sendiri. Dia hanya memperoleh persenan saja. "Pernah dikemplang atau dibawa kabur? tanya ngopibareng.id. Mama Susi menjawab pernah beberapa kali katanya.
"Tidak malu disebut rentiner atau lintah darat? Susi cepat menjawab bahwa orang yang pernah dibantu malah menyebut dirinya penolong," katanya. Konsumennya terdiri ibu rumah tangga, pedagang kecil serta pemulung.