Gymnasium Perempuan Pertama di Afghanistan kini Berusia Setahun
Sebuah gymnasium khusus perempuan beroperasi di Kandahar, Afghanistan. Satu-satunya gymnasium khusus perempuan itu, kini berusia satu tahun dan rata-rata dikunjungi 30 perempuan setiap harinya. Namun, pemilik gym mengaku khawatir bisnisnya akan ditutup oleh kelompok Taliban, sewaktu-waktu.
"Kelurga saya tak melarang. Kami berangkat dari rumah berhijab, dan berganti baju olah raga ketika di dalam gym. Pada awalnya banyak laki-laki yang protes, tetapi mereka sekarang mendukung kami," kata Roozhana Azizi, seorang anggota gym perempuan berusia 19 tahun, dilansir dari Arab News.
Gymnasium khusus perempuan ini baru saja berdiri setahun lalu. Di Afghanistan, bangunan ini menjadi satu-satunya gedung olah raga bagi perempuan.
Di negara kelahiran kelompok pemberontak Taliban itu, perempuan masih menemui banyak kendala jika beraktivitas di luar rumah. Hingga saat ini, sebagian besar perempuan wajib mengenakan burqa jika keluar rumah.
Bahkan, perempuan dilarang pergi ke sekolah selama Taliban menguasai Afghanistan, antara 1996 hingga 2001.
Namun kondisi pemerintahan dan upaya yang terus dilakukan, membuat Maryam Durani menerima banyak dukungan untuk membuka gymnasium khusus perempuan itu.
Aktivis hak asasi manusia itu mengaku, menerima banyak upaya sabotase dan ujaran kebencian di awal operasionasl gym nya. Namun ia tetap gencar berdiskusi tentang pentingnya gedung olah raga untuk perempuan. "Sekarang fasilitas ini sudah diterima. Tak hanya perempuan, laki-laki juga ikut mendukung dan membela saya di media sosial,' kata perempuan berusia 36 tahun ini.
Selain mengelola pusat kebugara, Durani juga memiliki stasiun radio untuk perempuan. Jaringannya menjangkau sejumlah provinsi di Kandahar.
Durani juga meraih penghargaan dari Michelle Obama, namanya Penghargaan Keberanian Perempuan Internasioanl, di tahun 2012.
Ia mengaku, meski gymnya masih berjalan, ia khawatir tentang masa depan perdamaian di Afghanistan. "Seperti banyak orang, saya berharap ada perdamian permanen di Afghanistan. Selain itu, saya juga semangat untuk menjaga pencapaian hak-hak perempuan," katanya. (Ara)