Di Jombang, Bebas Ambil dan Menyumbang Makanan di Rak Solidaritas
Rak sederhana terbuat dari kerangka kayu dan kaca berada di trotoar depan Hotel Netral di Jalan RE Martadinata 124 Tugu Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Di dalamnya terdapat beberapa bungkus gula, beras, dan juga susu.
Rak sederhana itu berfungsi istimewa. Siapa pun boleh mengambil sembako di dalamnya, sekaligus turut mengisi rak untuk dimanfaatkan bagi yang lebih membutuhkan. Rak solidaritas itu adalah milik Gus Durian Jombang yang muncul untuk meringankan kesulitan selama pandemi covid-19 berlangsung.
Beruntung, Ngopibareng.id berkesempatan untuk mewawancarai salah satu koordinatornya Rabu pagi pada 22 April 2020.
“Dari awal kami kebingungan mau berkonstribusi apa, kalau disinfektan kami kira berbahaya untuk paru. Lalu ada ide buat ini yang tercetus dari salah satu anggota Gusdurian Jombang ” kata Susi Indraswari..
Pemilik hotel Netral yang tergabung sebagai anggota Gusdurian Jombang menyumbang rak untuk gerakan kemanusiaan itu. Kebetulan rak tersebut yang tidak terpakai. Rak itu pun mulai terisi dan terpakai sejak 17 April 2020.
Sumbangan Dipisahkan
Sumbangan yang ada di rak solidaritas beragam. Mulai dari sembako, sayuran mentah, sayur matang, nasi kotak, buah-buahan. Selain itu juga kolak, air mineral, jeruk nipis, mie instan, empon-empon, hingga sabun dan shampo. Sumbangan ini diperuntukkan untuk warga sekitar yang membutuhkan.
Tak ada patokan bagi siapa pun yang ingin berbagi. Yang terpenting adalah keikhlasan dan kepedulian dari si pemberi. Setiap harinya, sumbangan yang ada dibuat bervariasi. Hal ini dilakukan agar penerima manfaat juga lebih luas.
“Setiap harinya kami pisah, antara yang tahan lama dan cepat basi. Tak semuanya kami taruh langsung. Kami juga membaginya menjadi beberapa bungkus biar rata yang dapat” jelasnya.
Pengalaman sebelumnya, ia menaruh empat bungkus beras dalam ukyran setengah kilo. Hasilnya, empat bungkus beras diambil semua oleh orang yang sama.
Anak-anak warga setempat yang membuka warung, juga sering mengambil sambun dan yang lain untuk dijual kembali. Sehingga, tak hanya menyiapkan bahan, Gusdurian juga memberikan edukasi dan kesadaran untuk membantu yang lain.
Tulisan bernada mengajak pun tertempel di dalam rak. “Isi lah rak ini agar bisa membantu yang lain. Ambillah secukupnya jika membutuhkan”.
Dipantau CCTV
Awalnya sumbangan berasal dari anggota Gusdurian sendiri. Seiring berjalannya waktu, serta kampanye di media sosial, donasi pun mulai berdatangan. Warga mulai meletakkan langsung sumbangannya di dalam rak, atau menyerahkannya pada posko covid-19 yang berada di hotel Netral.
Ia mengingat, beberapa sumbangan berjumlah besar turut mampir. Seperti 100 masker, sembako dalam beberapa kilogram, hingga beberapa minyak. “Kemarin ada sumbangan 100 masker langsung kami bagikan ke tukang becak dan penjual di jalanan. Mereka berisiko terpapar, kalau ditaruh di rak takutnya akan dijual” ungkapnya.
Beberapa pekan berjalan, kritik juga diterima. Di antaranya tuduhan jika barang hanya dinikmati segelintir orang yang sama. Padahal, sebenarnya ada CCTV yang mengawasi setiap harinya.
Tujuan untuk mengevaluasi rak solidaritas. Khususnya penerimanya. Dipastikan lagi-lagi bukan oknum tertentu yang menikmati. Tetapi memang orang yang membutuhkan. Juga bila terjadi kecurangan oleh oknum.
Perempuan yang menjadi koordinator itu mengaku juga bekerjasama dengan RT setempat dalam menegur warga yang curang. “Kalau ada yang curang kami tanyakan ke RT untuk menegur, kadang kami juga langsung menegur oknum secara langsung” tandasnya.
Di sisi lain, dengan adanya rak ini perempuan yang akrab disapa Susi itu menganggapnya sebagai berbagi dengan cara memanusiakan manusia. Jika selama ini ada yang membagikan dengan dokumentasi foto terkadang melukai si penerima secara tidak sadar.
Ia berharap rak solidaritas bisa dicontoh dan diaplikasikan oleh warga yang lain. Khususnya agar bisa berbagi bersama di tengah kondisi pandemi yang berdampak pada semua lapisan masyarakat.
Advertisement