Gus Yaqut: Jangan Ikuti Tokoh yang Acuhkan Keselamatan Jemaah
Terus bertambahnya warga dan jemaah yang terpapar virus corona akibat kerumunan kegiatan pengajian dan pernikahan di kediaman Habib Rizieq Shihab membuat Gerakan Pemuda (GP) Ansor sangat prihatin. Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menilai, kejadian ini menunjukkan bahwa pelanggaran protokol kesehatan jelas akan berdampak pada semakin banyaknya kasus baru Covid-19.
“Kasus ini juga menunjukkan bahwa tokoh Petamburan tidak peduli dengan keselamatan jemaahnya,” ujar Gus Yaqut, panggilan akrabnya saat memberikan orasi pada Apel Kebangsaan Virtual Banser, di Kabupaten Rembang, Minggu 29 November 2020.
Melihat besarnya pelanggaran ini, Gus Yaqut meminta agar kasus kerumunan di Petamburan ini menjadi yang pertama sekaligus terakhir. Sebab jika tidak diatasi, lanjutnya, maka rakyat kecil yang akan terus menjadi korban.
Berpijak pada kasus di Petamburan ini, Gus Yaqut juga meminta pemerintah bisa bertindak tegas dan menjauhkan dari tawar menawar demi kepentingan politik atau apa pun.
“Tidak peduli yang melanggar itu habaib, walikota, atau tokoh Ansor Banser sekalipun, jika melanggar harus ditindak,” tegasnya di hadapan seluruh kader Ansor dan Banser se-Indonesia dan empat cabang luar negeri yakni Malaysia, Mesir, Korea Selatan, dan Taiwan dengan protokol kesehatan ketat, memakai masker, faceshield, dan menjaga jarak.
Sikap tegas pemerintah ini penting demi tegaknya peraturan yang telah disepakati bersama. Dengan bersikap tegas, maka kepercayaan rakyat terhadap pemerintah juga semakin kuat. Selain itu keselamatan warga bangsa juga terjamin. Dia juga meminta kader Ansor dan Banser untuk tak mudah percaya dengan tokoh-tokoh yang menggunakan Islam untuk sarana kepentingan politiknya.
“Islam dijadikan kedok untuk menguasai panggung poliitik. Buat kader Ansor Banser, terhadap orang seperti ini adalah, lawan mereka!,” seru Gus Yaqut.
Menurut Gus Yaqut, saat pandemi ini, tokoh-tokoh agama harus bisa menjadi contoh dan teladan. Niat baik menggelar kegiatan keagamaan seperti Maulidan harus diimbangi dengan kepatuhan penerapan protokol kesehatan.
“Jangan hanya karena Maulid namun justru malah membahayakan keselamatan jiwa,” ujarnya.
Advertisement