Gus Yahya Resmi Jadi Wantimpres, Ini Kisah Sebelum Dilantik Jokowi
"...saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjujung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab," kata Gus Yahya C Staquf.
KH Yahya Cholil Staquf akhirnya dilantik menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) oleh Presiden Joko Widodo. Juru bicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu, ditunjuk menjadi Wantimpres menggantikan posisi KH A Hasyim Muzadi yang wafat, pada 16 Maret 2017.
Acara pelantikan Yahya berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/5/2018) sekira pukul 13.30 WIB. Prosesi pelantikan diawali dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan diikuti dengan pembacaan petikan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 84P/2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Wantimpres.
Presiden Jokowi membimbing Yahya mengambil sumpah jabatan sebagai Wantimpres. "Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabhakti saya kepada bangsa dan negara," ucap Yahya dalam sumpah jabatan.
"Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjujung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab," lanjutnya mengikuti ucapan Kepala Negara.
Prosesi ini diakhiri dengan penandatanganan berkas berita acara pelantikan dan pemberian ucapan selamat dari Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan para pejabat lainnya yang menghadiri pelantikan.
Sejumlah pejabat yang hadir dalam pelantikan ini antara lain Wantimpres Agum Gumelar dan Sidarto Danusubroto, Kepala Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri, serta Menko Polhukam Wiranto.
Dengan dilantiknya Yahya Cholil Staquf, maka jumlah anggota Wantimpres lengkap sembilan orang. Yahya Cholil Staquf saat ini menjadi Katib 'Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin.
Beberapa pejabat yang hadir yaitu Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri ATR Sofyan Djalil, Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri.
Dalam catatan ngopibareng.id, Gus Yahya, yang merupakan tokoh Nahdlatul Ulama, yang bertemu dengan Mike Pence pada 17 Mei 2018 di Washington DC. Cerita pertemuan itu sempat diunggahnya di Facebook dan di ngopibareng.id. Pence juga menceritakan pertemuan itu di akun Twitter-nya.
Kedatangan Gus Yahya ke AS awalnya bukan semata untuk memenuhi panggilan Pence. "Rabu siang, 16 Mei, saya tiba di San Francisco. Nunggu penerbangan ke Washington, saya terima pesan dari Gedung Putih tentang keinginan Wapres bertemu, dijadwal Kamis sore, 17 Mei," ujar Gus Yahya saat berbincang dengan detikcom, Senin (21/5/2018).
Sebelum Gus Yahya, Pence lebih dulu menemui aktivis Katolik. Dari pertemuan ini, Pence mendapat informasi tentang Gus Yahya. Akhirnya Pence pun mengundang Gus Yahya.
Pence, kata Gus Yahya, menyampaikan belasungkawa atas peristiwa teror di Indonesia beberapa waktu lalu. AS mendukung upaya Indonesia melawan radikalisme.
"Pemerintahnya mendukung penuh upaya-upaya NU dan Indonesia melawan radikalisme," ujar Gus Yahya.
Dua pekan berselang, Presiden Jokowi menunjuk Gus Yahya menjadi anggota Wantimpres dan akan melantiknya di Istana Negara, siang tadi pukul 13.00 WIB. (adi)