Empati Gus Yahya pada Rakyat Palestina, Ini Kesaksian Profesional Muda
"Gus Yahya adalah tokoh yang memberikan perhatian yang sangat besar terhadap penderitaan warga Palestina atas penjajahan Israel, keperihatinan atas kericuhan belakangan ini di Indonesia," kata Usmayadi, Ketua PPM Aswaja.
KH Yahya Cholil Staqut dikecam karena keberaniannya mengambil tindakan untuk berdialog dengan Israel. Sementara, para pengemcamnya, merasa paling depan membela rakyat Palestina.
Padahal, "Dari banyak tokoh yang saya temui, Gus Yahya adalah tokoh yang memberikan perhatian yang sangat besar terhadap penderitaan warga Palestina atas penjajahan Israel, keperihatinan atas kericuhan belakangan ini di Indonesia, dan kebersemangatan beliau agar kawula muda NU bersatu menyongsong kemonceran Indonesia," kata Usmayadi (Cak Usma), Ketua Persaudaraan Profesional Muda Ahlussunnah Waljamaah (PPM Aswaja) pada ngopibareng.id.
Berikut pandangan Usmayadi, Ketua PP Lembaga Ta'lif wa-Nasr Nahdlatul Ulama (LTN NU), bertajuk "Gus Yahya yang Saya Kenal (Pendapat dari Pengalaman)":
Nama lengkap Gus Yahya sebagaimana kita tahu adalah Yahya Cholil Staquf, saya mengenal nama dan wajah beliau dari televisi di sekitar tahun 2002an sebagai juru bicara kepresidenan. Bicaranya runtut namun mengandung pointers yang harus keluar konteks umum demi memberikan kepemahaman secara menyeluruh dari suatu permasalahan.
Sekitar 5 tahun yang lalu saya merasa terhormat ketika kami diundang untuk melakukan diskusi di pesantren Leteh (Pondok Pesantren Raudlatut Thalibiin, red), di mana ketika sesi beliau memberikan arahan, beliau telah membuat gambaran peta perang peradaban yang jauh sangat luas dengan rentetan fakta yang tak terbantahkan.
Beberapa waktu berikutnya ketika saya diminta membantu mengurus di PBNU, beberapa kali saya diundang untuk juga diskusi terkait konflik peradaban. Konflik yang sama dari diskusi 5 tahunan yang lalu, berkisar konflik di jazirah Arab dan keperihatinan terhadap Palestina.
Dari banyak tokoh yang saya temui, Gus Yahya adalah tokoh yang memberikan perhatian yang sangat besar terhadap penderitaan warga Palestina atas penjajahan Israel, keperihatinan atas kericuhan belakangan ini di Indonesia, dan kebersemangatan beliau agar kawula muda NU bersatu menyongsong kemonceran Indonesia.
Belakangan ini, beberapa kali beliau menyampaikan perlunya tindakan nyata, di luar konteks umum, untuk membantu penderitaan rakyat Palestina yang terjebak pada konflik antar kelompok di internal Palestina yang memiliki potensi tidak akan terselesaikan sampai kiamat.
Maka, tak heran bagi saya, ketika beliau sangat berani hadir di Yerusalem yang sudah diklaim sepihak sebagai wilayah Israel, sementara sebagai muslim dan warga Indonesia, tentu masih memegang teguh Yerusalem masih wilayah Palestina.
Beliau dengan gagah berani namun penuh ramah sopan santun, menyampaikan ceramah solusi atas permasalahan Palestina di depan komunitas Yahudi, sebuah langkah langka yang bisa dilakukan oleh tokoh keagamaan maupun kenegaraan. Ibarat Musa yang diperintahkan menyampaikan materi dakwah secara sopan kepada Fir’aun laknatullah.
Langkah beliau jelas mengandung risiko penolakan dari banyak pihak, namun ijtihad beliau untuk menempuh jalan untuk tujuan kebaikan Palestina, tentu sangat layak dihargai. Dan beliau tentu sudah paham atas langkah beliau dengan menyatakannya sebagai inisiatif pribadi yang terlepas dari jabatan Katib Am PBNU maupun Tim Penasihat Presiden, namun jelas beliau tetap Presiden komunitas
Terong Gosong yang sepertinya lebih gayeng dan memiliki ghirah yang menggairahkan.
Kita bersama, hanya sedang melihat upaya beliau, namun tentu ini sebuah langkah dari ribuan langkah pembelaan kepada Palestina yang sudah puluhan tahun dijalankan oleh banyak tokoh, namun penderitaan Palestina bukan membaik malah cenderung semakin parah.
Kita doakan agar upaya beliau ini dapat membuahkan hasil yang positif bagi warga dan negara Palestina tanpa ada syak prasangka buruk kepada beliau. Gus Yahya adalah sosok kyai, menurut saya, yang sudah selesai dengan urusan pribadinya dan selalu berusaha menyumbangkan bagi kebaikan sesama.
Selamat lebaran.
Semoga kita semua dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya dan dunia diberlimpahkan rahmah yang berkelanjutan.
Salam Indonesia Mercusuar Dunia.
Alfatihah.
Aamiin.
Cak Usma
Ketua PPM Aswaja
Advertisement