Gus Yahya: NU Hadir Mengisi Sejarah Peradaban di Indonesia
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, Nahdlatul Ulama selalu berperan dalam perjalanan sejarah di Indonesia. Karena itu, peran NU di tengah masyarakat tak bisa dianggap sepi.
Untuk itu, bagi kader muda NU, khususnya GP Ansor, saat ini yang harus dilakukan oleh kader NU adalah membangkitkan kembali ruh NU. Yakni, Ruh sebagai pengiring sejarah dan ruh sebagai pejuang peradaban.
"Alasan kenapa NU memilih Ahlussunah Waljamaah dalam 3 aspek. Yakni, aspek Aqidah, Syariah, dan Tahariqat. Kenapa NU memilih Imam Asy'ari dan Imam Mansyur Al Maturidi dalam Aqidah, karena akidah yang di bawah oleh beliau itu dapat diterima nash dan aql.
"Kenapa NU memilih Imam 4 dalam bermazhab Syariat yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Syafi'i dan Imam Hambali karena karena dalam Ma'had Empat itu dapat memadukan nash dan realitas. Dan kenapa NU memilih Junaidi al-Bagdadi dan Imam Al-Ghazali dalam pemahaman tarekat karena mazhab beliau berdua dapat mendamaikan antara syariat dan hakikat".
Gus Yahya, panggilan akrabnya, mengungkapkan hal itu dalam kegiatan yang digelar Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Trenggalek, Minggu 20 Desember 2020. Acara tersebut Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL). PC GP Ansor Trenggalek yang pada saat ini dipimpin oleh M. Izzudin Zakki.
GP Ansor setempat tengah menjalankan agenda besar pada penghujung tahun 2020. Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL). Kegiatan ini sangat diminati pada kader Ansor yang akan melanjutkan jenjang kaderisasi dalam GP Ansor baik dari Trenggalek ataupun luar Trenggalek.
Kegiatan berlangsung selama empat hari ini dihadiri tokoh-tokoh Trenggalek dan pada hari akhir dihadiri langsung KH Yahya Cholil Staquf yang datang untuk memberikan Kuliah Umum atau materi kepada para peserta PKL GP Ansor ini.
Pada bagian lain, Gus Yahya juga membahas perjuangan NU dalam sistem politik kebangsaan di Indonesia.
"Kenapa NU memperjuangkan sistim politik yang berbasis kebangsaan di Indonesia? Karena cuma di Indonesia ulama-ulama independen, dan rata-rata ulama-ulama di luar Indonesia itu dikelola oleh negara. Sedangkan kebangkitan Ulama itu bisa terjadi bila Ulama-ulama itu merdeka atau Independen," tutur Gus Yahya.
Gus Yahya berharap para kader di GP Ansor agar selalu menjaga Salat dan kewajiban lainnya dalam Islam.
"Sesungguhnya manusia itu tidak punya kuasa apa-apa. Hanya Allah Subhanahu wa ta'ala yang selalu bisa diharapkan," tutur Gus Yahya.