Gus Yahya Dialog di Sidogiri, Rangkul Muhammadiyah dan FPI
Katib Am PBNU KH Yahya Cholil Staquf bergandengan tangan dengan tokoh Muhammadiyah dan Front Pembela Islam, Senin 22 April 2019. Hal itu dibuktikan dalam acara dauroh ilmiah bertemakan "Islam Rahmatan Lil Alamain dalam Bingkai Amar Makruf Nahi Munkar", digelar di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan Jawa Timur.
Gus Yahya mengingatkan, NU dan Muhammadiyah, merupakan dua organisasi Islam yang mampu berperan aktif dalam setiap perubahan sosial, politik dan budaya di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya yang pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, berdialog dengan
Dr. M. Saad Ibrahim, MA (Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur) dan Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman Al-Attas (Ketua Umum Front Santri Indonesia).
Dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya yang pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, berdialog dengan Dr. M. Saad Ibrahim, MA (Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur) dan Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman Al-Attas (Ketua Umum Front Santri Indonesia).
Sementara itu, Habib Hanif bin Abdurrahman Alatas (Ketua Umum Front Santri Indonesia, FSI) menjelaskan strategi Islam Rahmatan lil 'alamin.
Menantu Habib Rizieq Syihab menjelaskan, FPI sangat erat dengan NU terkhusus dengan KH Hasyim Muzadi. "NU orang tua kami, NU rumah kami, yang jadi musuh kami ialah kemungkaran", ujar Habib Hanif.
"Kita tidak ada masalah dengan NU tapi jika ada kemungkaran itulah musuh kami", tegas Habib Hanif.
Habib hanif kemudian menjelaskan secara gamblang, intinya kalau ingin bersatu maka tegakkan kalimat La ilaha illallah.
"Amar ma'ruf nahi mungkar adalah intisari dari kehidupan karena semua ada keterkaitan", tutur Hanif. (adi)
Advertisement