Gus Yahya, dan yang Berteriak dalam Kebencian
"Namun, nyatanya masih ada sempalan-sempalan yang memperparah keadaan dan memecah perdamaian dengan pergunjingan pergunjingan liar yang tak berakhir".
Oleh : KH Abdulloh Faizin *)
Semoga dengan barakahnya Ramadhan dan Idul Fitri, Allah Swt memberkatinya, dan mampu membangunkan kesadaran kita dari umpatan dan makian dosa, kepada sesama terutama para alim Ulama kita.
Masih senyampang dengan perjalanan Gus Yahya Cholil Staquf dalam lawatan pesan rahmah kasih sayang antarsesama belum sempurna difahami bahkan masih dihakimi tak manusiawi dan disebarkan di medsos tiada henti, mereka tak meresapi ayat ini.
Tafsiran IBNU Katsir: " Dan tidak kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali rahma bagi seluruh alam..".
"Barang siapa yang menolak ajakan RAHMAH meremehkan (angas) maka akan rugi dunia akhirat... "
Selayaknya pribadi Muslim masih harus merasakan aksentualisasi sentuhan kesejukan bulan suci dan keindahan artistika silaturrahmi persaudaraan di hari Fitri ini.
Namun, nyatanya masih ada sempalan-sempalan yang memperparah keadaan dan memecah perdamaian dengan pergunjingan pergunjingan liar yang tak berakhir.
Kelompok pergunjingan mereka adalah kelompok orang orang lemah tak bisa apa-apa dan tak memiliki apa-apa serta tak mampu bertindak apa-apa, tarjet dan proyektifitas mereka hanya menggiring serta merapuhkan citra kewibawaan Ulama dan NU titik..
Mereka hanya bisa mengumpat mencaci dan menfitnah Gus Yahya yang dianggap representatif menghantam dan melemahkan NU, dan mungkin itu yang dianggap mampu melepaskan dan bisa menghempaskan kelaparan mereka dari teriakan takbir emosional dan demo yang mereka atrasikan .
Mengapa mereka marah? karena mereka tak punya rahmah dan tidak pernah diajarkan ramah, mengapa mereka mencaci? Karena mereka tak pernah belajar menghargai dan memuji. Mengapa dakwah mereka selalu mengejek serta menginjak? karena mereka tak pernah memahami arti dakwah mengajak, mengapa mereka pernah tak bisa merangkul?karena mereka hanya dilatih keras dan memukul.
Dengan terjamah tekstualiitas ayat ayat Al-Quran dan penafsiran subhat atas akal dan otot okol kedengkian, mereka berusaha dengan sekuat tenaga, membangun perseteruan intern ummat islam dan menaburkan benih-benih permusuhan sesama manusia.
Kenyataan tindakan tersebut berbalik 360 derajat dari konsep ajaran dan sunnah Rasulullah, tentang bagaimana berakhlak dan saling memberi kasih sayang serta mengendalikan emosi pasca bulan suci ini.
Orang-orang akan cerdas akan memahami keadaan tersebut dengan otak jernih tanpa tendensi politik apapun, kedok kedok kebejatan mereka akan terkuliti sendiri sedikit demi sedikit selama masih bertandang melemparkan cacian.
Lihatlah ribuan akun abal dan fan page yang dibungkus nama islam yang mereka tebarkan tidak ada kebaikan sama sekali, hanya provokasi dan agitasi tiada henti, nilai rasa kemana kemanusiaannya terlepas seperti terkelupasnya urat urat syaraf dan sentuhan kulit ari.
Hingga nasehat dan kata kata indah RAHMAH pun tak mempan menenbus dinding pembulu jantung kejiwaan mereka hingga tertutup, seperti ayat Al-Quran...
"Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat"
Lihat tafsir Ibn Katsir :
"Tidak melihat kebenaran karena pendengaranya tak dimanfaatkan tak mendengar nasehat, karena kebencian yang membara."
Bagaimana sikap kita? Kita tetap doakan mereka semoga wasilah doa yang kita panjatkan menembus dinding langit mengguyurkan hujan petunjuk keganasan sukma mereka, sehingga merasa akan menggeliat dari mimpi mimpi buruk kebringasan mereka.
Selanjutnya bagaimana tindakan kita? tetap harus terus berusaha sekuat tenanga menasihati dan memperingatkan karena peringatan mesti bermanfaat bagi mereka yang beriman karena Al-Quran menyatakan:
"Berikan peringatan karena peringatan bagi orang mukmin."
Lihatlah tafsir:
"Barang siapa menemukan peringatan tertanam dihatinya (petunjuk) maka ketahuilah bahwa dia adalah orang mukmin)."
Kalau masih sulit diingatkan lawan mereka dengan lisan dan tulisan atau share tulisan agar mereka tercerahkan.
Semoga Alloh memberkahi kita. Amiin.
16 Juni 2018
*) Penulis, Pengasuh PP Al -Balagh Bulutigo, Laren, Lamongan, Jawa Timur. Tulisan aslinya berjudul "Mengapa Mereka Terus Menghujat Kiai NU dan Teriak dalam Kebencian?"
#savekiyaiNUsemogabarokah