Gus Nadir Sebut Konteks Bipang Ambang Tidak Lengkap bikin Heboh
Video pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal oleh-oleh Bipang Ambawang, Kalimantan Barat, dipermasalahkan netizen. Warga Twitter pun jadi ramai. "Untuk Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasannya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, empek-empek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," ujar Presiden Jokowi.
Pidato ini dikutip dari akun YouTube Kementerian Perdagangan pada 5 Mei 2021. Video bertajuk '05.05 Hari Bangga Buatan Indonesia' itu berisi acara peringatan bangga dengan produk lokal.
Masalahnya adalah, Bipang Ambawang adalah babi panggang khas Kalimantan Barat. Netizen heboh lantaran tidak cocok kalau pidato membahas makanan yang haram untuk umat Islam.
Namun, Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand, Nadirsyah Hosen mengatakan konteks kalimat Jokowi tidak lengkap dan menjadi masalah. Gus Nadir, demikian sapaan akrabnya, mengingatkan tanggal 13 Mei itu selain lebaran juga Hari Kenaikan Isa Al Masih. Mestinya disebutkan bahwa Bipang itu konteksnya terkait liburan untuk umat Kristiani.
Sementara itu, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman meluruskan maksud Jokowi memberi penjelasan jika bipang yang dimaksud adalah jipang alias kue beras. Sebagai informasi, jipang adalah kuliner khas daerah yang bisa dipesan secara daring saat Lebaran. Penjelasan itu ditulis jubir pada Twitter pribadi @fadjroeL.
Fadjroel Rachman pun mengunggah tangkapan layar bipang yang dijual daring. "Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang. BIPANG atau JIPANG dari beras ini memang makanan hit sampai sekarang ya. Nuhun," tulis Fadjroel.
Namun ucapan presiden cukup spesifik yaitu Bipang Ambawang. Ini adalah kuliner babi panggang.