Gus Nadir: Lima Pemuda NU yang Temui Presiden Israel, Harus Banyak Ngaca
Cendekiawan dari Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen menyebut kunjungan lima pemuda NU yang menemui Presiden Israel Isaac Herzog tak bisa mengatasnamakan kunjungan pribadi. Kata Gus Nadir, mereka tak akan bisa bertemu dengan Presiden Israel jika tak ada hubungannya dengan Nahdlatul Ulama.
"Jadi tak bisa ngeles dengan mengatakan ini atas nama pribadi. Mohon maaf atas keterusterangan saya ini: tanpa NU mereka bukan siapa-siapa dan enggak bakal masuk radar Israel," kata Nadirsyah dalam akun Instagram pribadinya @nadirsyahhosen_official.
Hal ini diungkapkan oleh Gus Nadir karena salah satu dari mereka mengaku undangan mendapat melalui jaringan alumni Harvard dan berkaitan dengan akademik serta start up.
Gus Nadir menjelaskan, NU tidak hanya bertindak berdasarkan prinsip tasamuh (toleransi) dan tawasuth (moderasi), tetapi juga tawazun (keseimbangan) dan i'tidal (keadilan). Ia menekankan undangan tersebut seharusnya dipertimbangkan dari berbagai aspek, termasuk geopolitik dan konflik yang sedang berlangsung.
"Kita tahu bagaimana Mahkamah Internasional sudah bersikap. Begitu juga kebijakan pemerintah RI soal ini. Jadi yang dilakukan kelima orang itu jauh dari prinsip NU: tawazun dan i’tidal," ucapnya.
Selain itu, Gus Nadir menilai pertemuan dengan Presiden Israel tidak memiliki dampak signifikan. Menurutnya, Presiden Israel hanya merupakan simbol seremonial dan tidak menjalankan pemerintahan sehari-hari.
Oleh sebab itu Gus Nadir menilai kelima pemuda tersebut tidak paham dengan struktur yang ada di pemerintahan Israel. Lagi pula seruan damai Sekjen PBB dan Paus Fransiskus saja dicuekin, mereka ini siapa? Kok merasa bisa mempengaruhi kebijakan Netanyahu. Banyakin ngaca mas-mbak.
Gus Nadir menyoroti program kunjungan seperti itu sudah berlangsung bertahun-tahun dan selalu memicu kontroversi. Ia menyarankan agar tokoh, aktivis, atau ulama menolak undangan semacam ini selama konflik belum usai.
"Yang untung cuma Israel dengan kunjungan dari NU. Mudaratnya lebih banyak," kata Gus Nadir.
Advertisement