Gus Muwaffiq: Para Ulama Teguh Tanamkan Nilai Cinta Tanah Air
Para kiai dan ulama pesantren, selalu menanamkan nilai-nilai kecintaanya pada Tanah Air dan Bangsa Indonesia. Karena itu, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tak goyah karena hasil perjuangan ulama terdahulu yang berjuang demi tegaknya negara kita.
Syuriyah PWNU Yogyakarta KH Ahmad Muwaffiq mengingatkan, bendera merah putih adalah lambang kesatuan dan kebangsaan yang besar. Posisi bendera tersebut di Indonesia tidak boleh ditandingi oleh bendera lain, apalagi sampai berani menggantinya.
“Jangan sampai merah putih disaingi oleh bendera lain, karena merah putih adalah pemersatu dari Sabang sampai Merauke,” tegas Gus Muwaffiq, sapaan akrab KH Ahmad Muwaffiq.
“Kita tidak anti tauhid karena setiap hari kita gunakan kalimat tauhid. Kita hanya tidak setuju jika itu digunakan untuk mengubah bendera merah putih. Kalian boleh mengibarkan bendera Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan lain-lain asalkan disandingkan dengan merah putih, jangan berani-berani mengganti merah putih,” kata Gus Muwaffiq.
Bahkan, lanjut Gus Muwaffiq, jika baru-baru ini ada yang ingin mengganti dengan bendera tauhid tidak boleh. Alasannya karena sesungguhnya itu bukan bendera tauhid, akan tetapi bendera eks Hizbut Tahrir Indonesia.
“Kita tidak anti tauhid karena setiap hari kita gunakan kalimat tauhid. Kita hanya tidak setuju jika itu digunakan untuk mengubah bendera merah putih. Kalian boleh mengibarkan bendera Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan lain-lain asalkan disandingkan dengan merah putih, jangan berani-berani mengganti merah putih,” tandasnya.
Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo mengatakan, Apel Kebangsaan ini diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Tidak memandang suku, agama, ras bahkan pilihan politik, semua berbaur jadi satu untuk merah putih.
“Hari ini komplit, ini ada TNI, Polri, Kajati, Ketua DPRD, Wagub dan juga tokoh nasional serta para ulama. Saya minta segenap rakyat Indonesia, segala golongan, semua harus bersatu padu bulat, berdiri di belakang pemimpin. Janganlah menjadi kacau, bekerja tak tentu arah, hanya tuduh menuduh dan menyalahkan orang lain,” ujarnya.
Selain orasi kebangsaan, shalawatan, dan doa bersama, Apel Kebangsaan juga diisi dengan ikrar bersama menjaga NKRI yang dipimpin Habib Luthfi bin Yahya. Acara ditutup dengan penyerahan secara simbolis Bendera Merah Putih oleh para tokoh nasional kepada generasi penerus yang diwakili oleh Ketua Pimpinan Wilayah IPPNU Jawa Tengah serta makan bersama brokohan nasi Kebuli. (adi)
Advertisement