Gus Mus Nyatakan Duka, Yakinkan Publik atas Wafatnya Habibie
Wafatnya Presiden ke-3 Republik Indonesia, Ir H Bacharuddin Jusuf Habibie menjadikan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama dan warga NU alias Nahdiliyin berduka. Mulai dari Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Mustofa Bisri hingga para pengurus dan warga Nahdliyin di tingkat bawah itu menyampaikan belasungkawa atas duka bangsa Indonesia.
BJ Habibie, putra bangsa Indonesia terbaik, meninggal dunia usai mendapat perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu 11 September pukul 18.05 WIB. Pendiri Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) itu meninggal di usia 83 tahun. Habibie adalah tokoh kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936.
"Innã liLlãhi wainnã ilaiHi rãji'űn. Allahummaghfir lï as-sayyid Habibie warhamhu wa'ãfihi wa'fu 'anhu. Al-Fãtihah," tulis Gus Mus, panggilan akrab Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibiin, Rembang di akun facebooknya, Rabu 11 September pukul 18,45 WIB.
Tak pelak, ucapan duka dari Gus Mus inilah semakin meyakinkan kabar duka bagi seluruh masyarakat. Mengingat, sehari sebelumnya adanya kabar meninggalnya BJ Habibie ternyata hoaks.
“Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Selaku pribadi maupun atas nama warga NU saya turut berduka mendalam atas wafatnya Pak BJ Habibie,” tutur Ketua PBNU, H Robikin Emhas, Rabu 11 September 2019.
“Semoga segala salah-khilaf beliau diampuni oleh Allah SWT, amal ibadahnya diterima dan segenap keluarga yang ditinggal tabah,” sambung Robikin.
Robikin menilai BJ Habibie sebagai sosok yang demokratis. Kecerdasan yang melekat pada diri almarhum telah menempatkan bangsa Indonesia diperhitungkan di level dunia.
“Sebagai bangsa kita sangat kehilangan Pak BJ Habibie. Beliau adalah seorang negarawan yang demokratis. Sosok yang kecerdasannya telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” katanya.
Robikin juga melihat tokoh peraih The US Academy of Engineering ini sebagai sosok sederhana dan rendah hati. “Pak Habibie juga merupakan figur teladan dalam kehidupan keluarga. Kita dan generasi muda layak meneladinya,” tandas Robikin.
BJ Habibie menjadi Presiden ke-3 setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden. Ia mengantikan Presiden Soeharto yang menyatakan mundur pada 21 Mei 1998. Presiden Habibie menjabat sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999, atau hanya sekitar 1 tahun lebih lima bulan.
Setelah meletakkan jabatannya sebagai Presiden dan digantikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), BJ Habibie pun kembali menjadi warga negara biasa, ia kembali bermukim di Jerman walaupun biasa juga pulang ke Indonesia.