Gus Mus: Mereka Mengajak ke Surga dengan Mata Melotot
KH A Mustofa Bisri, ulama dan tokoh NU, mengingatkan, Islam yang diajarkan KH Abdurrahman Wahid adalah wajah Islam yang ramah. Mengajak kepada kebaikan dengan cara yang tidak tegang.
Karena itu, Gus Mus mengaku heran bila ada penceramah agama yang "mengajak ke surga tapi dengan mata melotot. Ini bagaimana?"
Hal itu diungkapkan Gus Mus saat memberi tausiyah dalam Haul ke-10 Gus Dur di Ciganjur Jakarta, Sabtu malam 28 Desember 2019.
Dihadiri sejumlah tokoh, Mahfud MD, KH Husein Muhammad, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, mantan menteri agama Lukman Hakim Saifudin, politisi senior Akbar Tanjung, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, hingga penyanyi Yuni Shara, serta sejumlah tokoh nasional lainnya.
Menyinggung soal Presiden RI ke-4 Gus Dur, Gus Mus bercerita. Menurutnya, Gus Dur adalah orang yang tak pernah memandang besar sesuatu. Makanya, kata Gus Mus, sosok Gus Dur terlihat selalu santai dan sederhana.
"Semuanya kecil. Makanya santai sekali. Dunia ini hanya main-main dan senda gurau saja (bagi Gus Dur)," kata Gus Mus.
Melihat sosok Gus Dur itu, Gus Mus mengkritik perilaku beragama yang kerap menggunakan kekerasan maupun caci maki. Cara beragama seperti itu tak mencerminkan apa yang diajarkan Gus Dur.
"Gus Dur santai. Nggak petentengan kayak yang lain. Santai sekali. Jadi, sampean itu kalau beragama kok petentengan, sampean harus hijrah," kata Gus Mus.
Gus Mus menyarankan, umat Islam yang menggunakan cara beragama seperti itu untuk segera mencari ustad atau kiai.
"Senyum saja enggak bisa. Lihat saudaranya seperti macan melihat mangsanya. Khutbah-khutbahnya surga. Ngajak ke surga kok matanya melotot. Bagaimana ini?," pernyataan Gus Mus lagi-lagi diiringi tawa riuh jemaat.
"Ini orang Jakarta. Sampean ketawa mesti tahu iki," lanjutnya. Sejumlah tokoh pun menyambut senyum kata-kata Gus Mus tersebut.