Gus Mus: Jangan Mau Dibodohi Setan Kebencian
Pengasuh Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Mustofa Bisri mengingatkan, tidak ada seorang Muslim, umat Nabi Muhammad SAW yang dengan maksud sengaja menghina Nabinya sendiri.
Gus Mus, panggilan akrab Mustasyar PBNU ini, mengimbau dengan tegas kepada seluruh elemen masyarakat di Indonesia agar tidak berlaku bodoh serta jangan mudah dibodohi oleh setan kebencian.
“Jangan bodoh. Jangan mau dibodohi oleh Setan Kebencian. Tidak ada orang Muslim, umat Nabi Muhammad SAW sengaja menghina Nabinya sendiri,” tegas Gus Mus, dikutip Minggu 8 Desember 2019, melalui akun instagramnya, @s.kakung.
Gus Mus menegaskan pernyataan bahwa tak mungkin ada seorang Muslim sengaja menghina Nabinya sendiri apalagi yang sehari-harinya melakukan dakwah menyampaikan sabda Nabi Muhammad SAW.
Gus Mus kembali menegaskan kepada masyarakat terutama di media sosial agar tetap menjaga akal sehat terhadap setan kebencian dan iblis adu domba. “Jaga akal sehat. Jangan tunduk pada Setan Kebencian dan Iblis Adu domba,” tegasnya.
Dalam postingan di instagramnya itu, Gus Mus menyertakan ilustrasi sebuah kaligrafi karyanya yang menyebutkan Sabda Rasulullah, berbunyi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ - بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ [رواه مسلم]
“Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim yang lain, tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, mendustainya, dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (Nabi sembari menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama Muslim. Setiap Muslim haram darahnya bagi Muslim yang lain, demikian juga harta, dan kehormatannya." (HR. Muslim)
Pernyataan tegas Gus Mus tersebut mengemuka ketika munculnya narasi-narasi provokatif tentang polemik penghinaan terhadap Rasulullah SAW yang dituduhkan kepada KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq). Pernyataan Gus Mus juga diharapkan bisa mencegah perselisihan lebih jauh yang dapat mmemunculkan konflik horisontal antar-saudara sebangsa dan setanah air.
Gus Muwafiq sebelumnya sudah menyampaikan klarifikasi bahwa ceramahnya sama sekali tidak bermaksud menghina Rasulullah seperti apa yang dituduhkan. Bahkan ia berani bersumpah dengan menyebut nama Allah SWT dan sudah meminta maaf jika ada yang tidak berkenan dengan isi ceramahnya.
Namun, klarifikasi dan permohonan maaf tersebut tidak menyurutkan kelompok Front Pembela Islam (FPI) dan simpatisannya untuk melaporkan Gus Muwafiq ke Bareskrim Mabes Polri.
Gus Muwafiq dilaporkan oleh salah seorang anggota FPI bernama Amir Hasanudin. Amir ditemani Aziz Yanuar selaku kuasa hukum.
Seolah tidak cukup untuk melaporkan Gus Muwafiq ke Polisi, tuduhan beraroma fitnah disebar melalui spanduk-spanduk provokatif yang dibentangkan di beberapa sudut Kota Depok, Jawa Barat yang berhasil disisir polisi setempat.