Gus Miftah: Faham Nasionalisme di Kalangan Pelajar Mulai Menipis
Pendidikan wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme harus diajarkan sedini mungkin kepada anak-anak khususnya kalangan pelajar. Sebab saat ini faham nasionalisme sudah mulai menipis. Sehingga wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme ini perlu ditumbuhkan secara masif pada kalangan pelajar.
Demikian dikatakan Gus Miftah dalam acara pembukaan Festival Anak Sholeh di Banyuwangi, di kompleks GOR Tawangalun Banyuwangi, Senin, 3 Oktober 2022. Menurutnya, berdasarkan sebuah survey, banyak anak-anak pelajar dan mahasiswa di Jawa Timur yang terpapar faham radikalisme dan intoleransi.
“Berangkat dari survey yang menyatakan 37 persen mahasiswa dan pelajar di Jawa Timur terpapar dengan paham radikalisme dan intoleransi,” jelasnya.
Penceramah yang kondang karena sering berdakwah di tempat hiburan malam ini, menyatakan, pendidikan wawasan kebangsaan dan nasionalisme harus dilakukan dengan masif. Agar anak-anak tidak lebih jauh terpapar faham tersebut. “Harus masif karena mereka minoritas tapi speak up, sementara kita mayoritas tapi silent maka kita juga harus berani speak up,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Miftah sempat berinteraksi dengan sala seorang pelajar. Dia menanyakan tiga nama artis korea. Pertanyaan ini langsung bisa dijawab dengan lancar. Sementara saat pelajar yang sama ditanya tiga nama pahlawan nasional, hanya bisa menyebut satu orang saja.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyatakan, dalam Festival Anak Sholeh ini, ada beberapa kompetisi yang akan dilakukan. Diantaranya MTQ, lomba kaligrafi, lomba pidato dan sebagainya.
Melalui Festival Anak Sholeh ini, kata Bupati, Pemkab Banyuwangi ingin memaksimalkan potensi, minat dan bakat para pelajar. Dengan berbagai lomba yang diadakan diharapkan dapat memberikan fasilitas bagi mereka yang punya minat bakat di bidang itu.
“Mudah-mudahan nanti bisa menjadi bagian dari proses pembangungan SDM kita dan bisa menginspirasi anak-anak lainnya,” tegasnya.
Dia menjelaskan, anak-anak boleh mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan yang diberikan pemerintah juga harus menyesuaikan dengan zaman. Pemerintah tidak bisa melarang anak-anak untuk berhubungan dengan dunia luar. Tapi mereka tetap harus ini diarahkan. “Terutama terkait dengan intoleransi, radikalisme,” kata istri Menteri PAN RB ini.
Dia juga sudah meminta kepada Dinas Pendidikan agar mengingatkan guru-guru terkait dengan paham intoleransi dan radikalis. Jangan sampai murid-murid terpapar dengan faham-faham tersebut.
“Agar tidak memberikan pemahaman pada anak didiknya terkait dengan paham-paham seperti itu,” ujarnya.
Advertisement