Gus Miek dan Bu Nyai Lilik, Ini Kisah Romantis Sang Wali
KH Hamim Thohari Djazuli (Gus Miek). Seorang Kiai yang terkenal nyeleneh dan unik. Tapi, kegigihan berdakwahnya tak mengenal tempat, meskipun di tempat kumuh dan lokalisasi pelacuran. Juga di dunia gemerlap malam, diskotek dan bar hotel.
Gus Miek mempunyai pendamping setia hingga akhir hayatnya. Dialah Bu Nyai Lilik Suyati atau akrab dipanggil Bu Nyai Lilik atau Bu Yat. Istri setia KH Hamim Thohari Djazuli ini pada Minggu, 6 Oktober 2019, meninggal dunia. Hari ini, Senin 7 Oktober pukul 08.00 WIB dimakamkan di Makam Aulia (Makam Tambak) Kediri.
Untuk mengenang pasangan tokoh asal Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo Kediri ini, berikut disajikan kisah romantisme cinta Gus Miek dan Bu Nyai Lilik Suyati.
Dalam berdakwah Gus Miek berkelana ke tempat-tempat yang justru kerap tak dirambah juru dakwah lainnya. Gus Miek bergaul tanpa sekat dengan siapapun. Tanpa memandang agama, strata sosial ataupun jabatan.
Meskipun lebih sering hidup di luar rumah dan jarang berkumpul dengan keluarga, hal itu tak membuat Gus Miek lupa dengan anak istrinya. Gus Miek sangat setia kepada sang istri, Bu Nyai Lilik Suyati.
Seandainya Gus Miek mau dan punya keinginan menikah lagi, banyak kesempatan dan perempuan yang dengan senang hati bersedia menjadi isteri-isterinya.
Ya, hari-hari Gus Miek seringkali dikelilingi para perempuan cantik yang berharap nasihat ataupun sedikit pencerahan. Mulai dari artis hingga para pengikutnya di majelis sema'an.
Tetapi Gus Miek tidak pernah memanfaatkan kesempatan itu untuk menikah lagi. Hingga di akhir hayatnya Gus Miek hanya mempunyai seorang istri.
Suatu ketika dengan menaiki mobil sedan Bu Nyai Lilik Suyati mencari Gus Miek ke rumah salah seorang pengikutnya. Karena waktu itu Gus Miek berbulan-bulan tidak pulang, meskipun sekadar menjenguk anak-istrinya. Bahkan, berkali-kali Bu Nyai menyuruh orang untuk mengantar suratnya, tak satu pun ada yang dibalas oleh Gus Miek.
Sebagai seorang isteri (tentu sebagai manusia biasa), Bu Nyai ada perasaan marah dan jengkel kepada suaminya.
Apabila nanti bertemu dengan Gus Miek, Bu Nyai Lilik telah menyiapkan kata-kata untuk memarahinya karena surat-suratnya tidak ada yang dibalas.
"Aku.. kalau sudah menerima suratmu, jadi lupa segalanya, " jawab Gus Miek.
Mendapat jawaban seperti itu dari Gus Miek, seketika perasaan marah dan jengkel Bu Nyai Lilik pun hilang. Bu Nyai tersenyum bahagia mendengarnya.
Bu Nyai Lilik mengajak Gus Miek untuk pulang. Tetapi Gus Miek tidak bersedia dan meminta Bu Nyai pulang terlebih dahulu. Namun, Bu Nyai tetap meminta Gus Miek untuk pulang. Ketika itu, Gus Miek mengaku dirinya kebetulan sedang tidak mempunyai uang.
Bu Nyai akhirnya pulang lebih dulu. Begitu pun sebelum pulang Bu Nyai sempat memberi uang untuk ongkos pulang Gus Miek.
Keesokan harinya, dengan diikuti seorang pengikutnya Gus Miek pulang menjenguk anak dan istri yang telah berbulan bulan ditinggalkan untuk berdakwah.