Gus Ipul : Sumbangan Sektor Industri Jatim terhadap Nasional Capai 21 Persen
Surabaya : Hingga saat ini, kontribusi sektor industri Jatim terhadap nasional telah mencapai 21 persen. Kontribusi tersebut didukung dengan pertumbuhan industri yang mencapai 4,33 persen atau lebih tinggal dibanding pertumbuhan nasional sebesar 4,21 persen.
"Saat ini industri menjadi penopang lapangan usaha dan struktur ekonomi Jatim. Hingga triwulan I Tahun 2017, industri berkontribusi sebesar 29,30 persen pada PDRB Jatim," kata Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat menghadiri Business Forum dan Rapat Kerja Nasional XVIII Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, di Ballroom Hotel JW Marriott Surabaya, Senin 31 Juli 2017.
Menurutnya, pemprov terus mendorong kegiatan usaha industri untuk berlokasi di kawasan industri berdasarkan rencana tata ruang dan wilayah Provinsi Jatim yang ditetapkan oleh Pemprov Jatim.
Salah satu caranya yakni dengan memfasilitasi dan memberikan insentif serta kemudahan bagi pertumbuhan kawasan industri di Jatim, selain itu juga melakukan promosi kawasan industri pada level nasional maupun internasional sehingga dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di Jatim, melakukan sinergi dengan program vokasional seperti pelatihan SMK di sekitar kawasan industri.
"Jatim saat ini menduduki peringkat keempat di antara seluruh wilayah di Indonesia dengan memiliki 7 kawasan industri," ujar Gus Ipul.
Sebanyak 7 kawasan industri yang dimiliki Jatim diantaranya adalah PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (Sier) seluas 245 Ha, PT. Pasuruan Industrial Estate Rembang (Pier) seluas 563 Ha, PT Sidoarjo Industrial Estate Brebek (SIEB) seluas 87 Ha, PT Ngoro Industrial Park (NIP) seluas 450 Ha, PT Maspion Industrial Estate (MIE) seluas 341,5 Ha, PT Kawasan Industri Gresik (KIG) seluas 140 Ha, dan PT Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) seluas 2.993 Ha.
"Total luas lahan kawasan industri eksisting beserta rencana perluasan area sebesar 4.759,5 Ha," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Ipul berharap, melalui kegiatan ini terdapat usulan yang bisa jadi pertimbangan dalam mengatasi berbagai permasalahan.
Sementara itu, Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menjelaskan, industri Indonesia dalam world manufacturing added masuk nomor 10 di dunia. Bahkan tahun ini bisa masuk nomor 9 di dunia.
"Ini menandakan industri kita sudah maju. Industri itu dimulai dari engineering, bahan baku, manufacturing, pergudangan, dan seluruh proses industri," jelasnya. (wah)
Advertisement