Radikalisme Muncul dari Keluarga, Ini Kata Wagub Jatim
Surabaya: Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyebut, maraknya berbagai ancaman terhadap keamanan dan persatuan bangsa seperti radikalisme merupakan tugas berat bagi pemerintah dan penyelenggara keamanan negara.
“Perencanaan kegiatan radikal biasanya dimulai dari keluarga, karena peran keluarga sangat penting untuk menangkal radikalisme,” terang Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatim saat memberikan pengarahan pada Peserta PKL Diklat Intelijen Strategis Tk. I Badan Intelijen Negara (BIN) Tahun 2017, di Kantor Gubernur Jatim Jl. Pahlawan No. 110, Surabaya, Senin (17/04).
Ia menjelaskan, Pemprov Jatim juga telah melakukan berbagai tindakan untuk meredam terjadinya potensi instabilitas.Diantaranya dengan cara memperhatikan aspirasi masyarakat, menerapkan pelayanan publik yang ramah dan baik, mengintensifkan Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB), dan menegakkan hukum tanpa diskriminasi. Selain itu, Pemprov juga melakukan tindakan pre-emtif, preventif dan represif.
“Kami sudah sering sekali membuat pertemuan-pertemuan dengan berbagai pihak, serta pro aktif dalam menanggulangi potensi konflik,” tambahnya.
Gus Ipul menyampaikan,dalam pencegahan ini Pemprov Jatim telah menerbitkan aturan-aturan berupa peraturan gubernur (pergub) atau keputusan gubernur (kepgub). Beberapa aturan yang telah dikeluarkan yaitu Pergub Jatim No. 55 tahun 2015 tentang pembinaan kegiatan keagamaan dan pengawasan aliran sesat di Jatim, dan Keputusan Gubernur No: 188/94/KPTS/013/2011 tentang larangan aktivitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Jatim.
Ia juga memaparkan potensi koflik sosial yang terjadi diantaranya adanya perselisihan buruh dengan perusahaan, konflik syiah-sunni, konflik tanah, dan potensi bencana alam seperti banjir dan longsor. Di samping itu, ada enam fakta isu sosial tahun 2016 yakni adanya geng motor, gerakan LGBT, kelompok agama baru, tawuran pelajar, krisis identitas bangsa, dan pemahaman yang kurang tepat atas HAM dan demokrasi.
“Dari semua antisipasi tersebut keberadaan intelijen sangat dibutuhkan. Apalagi, tantangan dunia intelijen adalah informasi yang demikian cepatnya dan mudah diakses oleh masyarakat,” paparnya. (ris)