Gus Ipul Prioritaskan Ketersediaan Rumah Laik Huni Bagi Nelayan
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mendapat usulan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur rumah bagi warga nelayan di pesisir.
Masukan ini diterima saat Gus Ipul hadir pada acara silaturrahmi bersama-sama warga Pasuruan, Minggu, 10 Juni 2018.
"Saya mendapatkan masukan soal rumah nelayan. Ini masukan penting," kata Gus Ipul di sela pertemuan bertajuk Silaturrahim bersama masyarakat Lekok, Nguling, Grati di Yayasan Taman Pendidikan Nahdlatul Ulama, Lekok Pasuruan.
Menurutnya, perhatian soal hunian rakyat tak hanya diperuntukkan bagi nelayan.
Kandidat yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur, Puti Guntur Soekarno ini juga memrioritaskan hunian bagi petani hingga buruh.
"Pembangunan yang disampaikan itu menjadi salah satu bentuk peningkatan infrastruktur dasar. Selain nelayan, juga buruh dan petani," kata Gus Ipul yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode ini.
Menurutnya, di dalam peningkatan infrastruktur dasar tersebut, ada beberapa aspek yang menjadi prioritas.
Di antaranya, perbaikan rumah menjadi rumah laik huni hingga pembangunan sarana air bersih hingga sanitasi.
"Dengan meningkatkan infrastruktur dasar, maka sekaligus meningkatkan potensi SDM (Sumber Daya Manusia). Infrastruktur bagus maka masyarakat pun sejahtera," kata Gus Ipul yang juga mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Khusus terkait program penyediaan perumahan, Gus Ipul telah menyiapkan program Perumahan Kota Perumahan Rakyat atau yang disebut dengan Mahkota Perak apabila kelak ia terpilih.
Program ini sekaligus menjawab kebutuhan properti yang akhir-akhir ini sulit terpenuhi akibat tingginya harga, terutama bagi para buruh dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Program penyediaan untuk rumah tersebut antara lain mempercepat pembangunan rumah dan apartemen untuk rakyat.
Serta, memberikan fasilitas kepemilikan rumah untuk buruh dan pekerja.
Program ini khususnya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan pendapatan dibawah 5 juta per bulan atau buruh mandiri tanpa penghasilan tetap rata-rata dibawah 30 juta per tahun.
Merujuk data, Pengeluaran rumah tangga Perumahan di perkotaan 15,91 persen dan 5,9 persen di Pedesaan.
Selain itu, kurang lebih sekitar 3,9 juta penduduk belum memiliki hunian sendiri.
Caranya, Pemrov akan berkomitmen membangun seribu unit apartemen untuk MBR tiap tahunnya.
Kemudian, menekan pengeluaran perumahan dan transportasi kelompok pekerja buruh sampai dengan 10 persen.
Tak hanya itu, pemrov nantinya juga akan melanjutkan bedah rumah keluarga miskin. Dari yang awalnya 13,5 ribu rumah per tahun akan meningkatkan menjadi 15 ribu pertahun.
Diharapkan, melalui program ini kepemilikan rumah bisa meningkat 0,5-1 persen tiap tahun.
Serta, peningkatan presentase rumah layak huni bagi keluarga miskin juga bisa meningkat 1-2 persen tiap tahun. (wah/frd)