Gus Ipul: Ponpes Bisa Lahirkan Generasi Pemenang
Pendidikan pondok pesantren mampu melahirkan generasi pemenang, yakni generasi muda yang cerdas, cakap, terampil, berakhaq dan beriman. Karena itu keberadaan pondok pesantren makin dibutuhkan dan dicari masyarakat.
Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Jawa Timur Gus Ipul ketika mendampigi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri peringatan Haflah Kesyukuran 30 tahun PP Al-Ishlah dan Peresmian Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an & Sains Al-Ishlah (STIQSI), di PP Al-Ishlah Sendang Agung Paciran Lamongan, Kamis (19/1).
Menurut Gus Ipul, 10 tahun yang lalu hanya sekitar 10 persen lulusan SLTA sederajat yang bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun saat ini sudah mencapai 25 persen lulusan SLTA sederajat yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi.
Diresmikannya STIQSI ini diharapkan bisa menambah orang-orang terdidik, karena saat ini baru sekitar 8 persen orang yang terdidik lulusan sarjana diantara 250 juta penduduk Indonesia, ini masih di bawah Malaysia dan Singapura. ‘Semoga STIQSI ini dapat melahirkan generasi muda yang sanggup meneruskan cita-cita bangsa terutama menghadai perkembangan dunia yang begitu pesat,” tambahnya.
Seirama dengan Gus Ipul, Menteri Agama RI Drs H Lukman Hakim Saifuddin juga menambahkan bahwa urgensi dan relevansi ilmu al-Qur’an harus terus dikaji dalam merespon perkembangan dunia, karena Qur’an adalah acuan/ pedoman hidup. Apalagi dalam enghadapi perubahan kehidupan amal yang luar biasa, maka harus dilandasi dengan nilai-nilai agama yang dipahami dengan baik.
Memang Qur’an telah menibulkan makna beragam. Hal itu karena keterbatasan manusia yang tidak mungkin bisa memahami Quran ciptaan Allah Yang Maha Sempurna. Keterbatasan manusia ini agar bisa saling mengisi dan menyempurnakan satu dengan yang lain.
“Keragaman dan kemajemukan adalah sunatullah/ takdir Allah. Saat ini ada sebagian masyarakat tertentu yang ingin menyeragaman tafsir Qur’an yang beragam. Dengan adanya STIQSI ini diharapkan akan memberikan kontribusi besar dalam memberikan pemahaman bahwa pembenaran tidak bisa dimonopoli seseorang."
"Kita harus lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi perubahan yang ada, baik globalisasi, reformasi, maupun kemajuan IT dan sosial media. Karena pengaruhnya bisa merubah cara pandang seseorang. Oleh karena itu keseimbangan pemahaman Qur’an dan perkembangan sains diperlukan,” ujarnya
Peresmian STIQSI ditandai dengan penyerahan SK pendirian STIQSI kepada Pendirinya Drs KH M Dawam Saleh oleh Menteri Agama disaksikan oleh Ditjen Diktis Kemenag RI Prof DR. Amsal Bakhtiar, Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul, Wakil Bupati Lamongan, Ketua Kopertais IV, Rektor Gontor, Atase Duta Besar Arab Saudi di Jakarta.
Advertisement