Gus Ipul: Pendamping Desa Harus Mampu Kembangkan Potensi Lokal
Malang: Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf meminta para pendamping desa mampu mendorong dan membantu pemerintah desa dalam melakukan perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa). Hal ini dilakukan agar pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya melalui peningkatan produk unggulan desa sesuai potensi lokal atau daerahnya.
Hal ini disampaikan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat menghadiri Pelatihan Pratugas Pendamping Lokal Desa Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) di Hotel Savana Malang, Senin (26/3).
Menurut Gus Ipul, pengembangan produk unggulan desa berbasis potensi lokal atau desa dapat dilakukan dengan, pertama, pengembangan produk unggulan desa bersifat terpadu lintas mitra atau dimensi. Yakni melalui pembangunan sumber daya manusia dan pembangunan sosial budaya. Kedua, adanya sinergi hulu dan hilir seperti penhembangan sumber daya atau bahan baku. Ketiga, mengembangkan kreasi dan inovasi berorientasi lokal dan global. Keempat, saling menghidupkan antara kepentingan desa (BUMDesa/BUMDesa Bersama) dengan masyarakat desa (wirausaha). Kelima, melalui kerjasama dan pengembangan jaringan antar desa.
Selain mampu mendorong dan membantu penyusunan APB Desa, Gus Ipul juga minta para pendamping desa memahami kebutuhan desa. "Saya harap saudara mampu membekali diri dengan ilmu pengetahuan sehingga mampu membantu desa, bukannya menjadi beban. Saya juga berharap besar pada teman-teman semua. Bapak ibu ini yang punya peran besar dalam pembangunan desa," ungkapnya.
Menurutnya, masalah saat ini adalah masyarakat desa yang dulunya produsen, saat ini banyak yang menjadi konsumen. Selain itu, pertumbuhan ekonomi desa memiliki resiko diangaranya desa rentan kena inflasi, serta kesenjangan dan kemiskinan meningkat. Disinilah peran pendamping desa dibutuhkan untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan masyaraat desa. “Dulu banyak petani menyimpang padi di lumbung, tapi semua kini dibawa ke kota. Ini yang menjadi masalah kita saat ini. Dimana petani beralih ke perdagangan. Masalah ini harus kita perhatikan,” ungkapnya.
Ditambahkannya, pemberdayaan masyarakat desa merupakan upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Untuk itu pendampingan harus sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyrakat desa. “Pemberdayaan ini juga harus mengikuti perkembangan teknologi. Salah satu langkahnya melakui peningkatan pendidikan pelatihan dan penyuluhan.
Selain itu, beberapa program prioritas pembangunan desa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pemberdayaan desa diantaranya peningkatan pelayanan dasar, pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan, dan pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif. Serta, program pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna, dan peningkatan kualitas ketertiban dan ketentraman masyarakat desa.
Ke depannya, lanjut Gus Ipul, permasalahan desa ini akan dilakukan secara bertahap. Mukai dari desa tertinggal, kemudian desa berkembang dan terakhir desa maju. Dimana saat ini, menurut tipologi desa di jatim ada desa sangat tertinggal dan tertinggal (2.291 desa), desa berkembang (4.461 desa) dan desa maju atau mandiri (962 desa). “Jumlah manusia terus bertambah sementara jumlah tanah berkurang karena beralih fungsi. Maka perlu dikembangkan program tepat guna,” tuturnya.
Di akhir, ia meminta para pendamping desa mampu menjalin komunikasi yang baik dengan kepala desa. Ia juga menyampaikan menyampaikan ucapan selamat bekerja bagi para pendamping desa. “Semoga semua sukses. Suksesnya bapak ibu akan membawa kesuksesan pada provinsi Jatim,” tutupnya. (frd)
Advertisement