Gus Ipul Minta Fatayat NU Perkuat Ekonomi Perempuan
Wagub Jatim sekaligus Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) minta peran Fatayat NU Jatim lebih dipertajam lagi dengan memperkuat ekonomi perempuan. Fatayat harus fokus untuk melatih dan mengembangkan usaha-usaha baru, menciptakan pengusaha baru, terutama di bidang UMKM.
Untuk itu, Fatayat perlu memfasilitasi dengan membuat pelatihan-pelatihan bisnis, menggelar kegiatan-kegiatan yang menyediakan panggung dengan buat kader-kader Fatayat yang ingin menjadi pengusaha. Selain itu Fatayat harus bisa membina dan membimbing UMKM yang ada disekitar wilayah masing-masing.
"Kaum perempuan merupakan kekuatan pembangunan. Disamping jumlahnya lebih banyak, juga lebih teliti. Jika perempuan berdaya utamanya pemberdayaan dalam bidang ekonomi, akan sangat berpengaruh positif terhadap keluarga, dapat menambah income keluarga, yang pada akhirnya akan mensejahterakan keluarga," keta Gus Ipul di depan peserta Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) 2 PW Fatayat NU Jatim, di Graha Residen Service Apartmen Jl Darmo Harapan no 1 Surabaya, Sabtu (29/7/2017).
Dalam rangka pemberdayaan ekonomi perempuan, salah satu yang ditawarkan adalah Kopwan di desa-desa. Sekarang koperasi mengarah pada kelompok pengajian. Maka, Fatayat harus bisa membimbing kader-kader secara konkrit. Didorong agar lebih ber-inovasi, kreatif dan produktif.
Karena di era global diwarnai dengan industry generasi ke-empat. yaitu era dimana hampir semua perusahaan, organisasi dan instansi menggunakan teknologi canggih atau era digitalisasi. Akibatnya tenaga kerja manusia digantikan robot karena dianggap lebih akurat, produktif dan efisien.
Dalam kesempatan itu Gus Ipul juga minta Fatayat mengunjungi rumah-rumah warga yang belum sejahtera di wilayah masing-masing, untuk memberikan dukungan dari sisi pelayanan dasar secara konkrit pada kesehatan misalnya penyediaan gizi yang baik, makanan yang sehat, dan pendidikan keluarga.
Menurut Gus Ipul, masalah utama kemiskinan ada pada pelayanan dasar (kesehatan dibawah standard, belum memperoleh pendidikan yang semestinya) dan infrastruktur dasar (umumnya rumahnya tidak layak huni, lantai dari tanah, dinding gedhek, tidak ada sanitasi, dan tidak ada sarana air bersih).
Infrastruktur dasar merupakan pekerjaan yang cukup panjang. Program Pemprov Jatim ini sudah berjalan tujuh tahun bersama Kodam V/ Brawijaya memperbaiki 100 ribu lebih Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tapi masih jauh dari cukup.
Selain itu, Gus Ipul juga minta Fatayat merespon isu-isu sensitif/ global yang kasusnya terus meningkat setiap tahun, seperti narkoba kekerasan seksual terhadap anak, kekerasan dalam rumah tangga, dengan cara memperkuat pendidikan dalam keluarga sebagai bagian dari kiprah/ peran Fatayat di masyarakat. (wah)