Madrasah Diniyah Lahirkan Generasi Berkarakter
Madiun: Madrasah Diniyah merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa. Keberadaannya sudah ada sebelum Indonesia merdeka dan keberadaannya tetap ada sampai saat ini, walaupun tanpa bantuan dari pemerintah.
“Madrasah Diniyah pilar dunia pendidikan. Pemerintah mengharapkan keberadaannya hingga perkuat pendidikan formal terutama pendidikan akhlak dan melahirkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkarakter,” ucap Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf saat Pengukuhan Dewan Pengurus Cabang Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPC – FKDT), Madiun, Kamis (9/3).
Menurut Gus Ipul, Madrasah Diniyah bisa tetap ada sampai saat ini, walaupun tanpa dukungan dari pemerintah, disebabkan karena para gurunya bekerja tanpa pamrih, hanya mengharapkan kebarokahan. karenanya, Pemprov Jatim berkomitmen untuk terus berjuang meningkatkan kesejahteraan Guru Madrasah Diniyah sampai di tingkat pemerintah pusat, walaupun sampai saat ini belum berhasil. “Pembinaan tetap dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Agama, tetapi dukungan dana dari anggaran pemerintah tidak ada,” ungkapnya.
Pemprov menyejahterakan Madrasah Diniyah dengan cara menyekolahkan guru-guru madin sampai di tingkat Strata 1, sampai saat ini telah mencapai lebih dari 10.000 orang. Selain itu, memberikan Bosda pada Siswa Madin, juga memberikan honor para guru sebesar Rp. 300 ribu/orang/bulan bagi guru yang mempunyai murid minimal 30 orang.
Harapan Gus Ipul pada Madin diwaktu mendatang selain tetap menjadi lembaga pendidikan non formal yang mengajarkan anak tentang akhlak, juga mengajarkan siswa untuk melek dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, yaitu menggunakan internet secara sehat.
“Kemajuan teknologi menjadi tantangan bagi generasi muda. Apabila bisa mempergunakannya secara sehat dan positif, maka generasi tersebut akan menjadi pemenang di era global yang memerlukan kecepatan,” katanyanya.
“Kita perlu saling belajar untuk menggunakan internet dengan bijak hingga kita arahkan agar bisa melihat sisi positifnya,” tambahnya.
Sisi negatifnya dihalau atau dieliminir. Pengguna Internet di Indonesia terutama anak-anak perlu untuk dibangun kesadarannya agar dalam menggunakan internet mendapatkan sesuatu yang berguna. Karena di Indonesia content internet untuk anak-anak dan orang dewasa masih bercampur.
Sementara itu Wakil Bupati Madiun Iswanto, MSi pada kesempatan itu mengatakan bahwa Pemkab. Madiun telah segaris dengan Pemprov. Jatim, artinya Pemkab. Madiun terus mengharapkan adanya Bosda bagi Madin dan telah mengeluarkan Perda No. 6 Tahun 2016 yang mencantumkan agar siswa menguasai atau memahami kitab sucinya masing-masing. Sekolah formal dan Madin saling mengisi dalam pembelajaran untuk membentuk siswa yang berakhlak. (frd)