Gus Ipul Ingin Kembalikan Kejayaan Tempe Rekesan
Walikota Pasuruan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul akan kembali menghidupkan kampung tempe rekesan, Pekuncen. Sebab, tempe rekesan khas Kota Pasuruan mulai terlupakan.
“Dulu, di kampung ini 90 persen warga bikin tempe. Sekarang tinggal 4 keluarga,” kata Yusuf, salah satu penilik rumah produksi tempe di Kelurahan Pekuncen.
Yusuf sendiri merupakan generasi ketiga pembuat tempe. Dimulai dari kakeknya di era 1970-an lantas dilanjutkan ayah dan kemudian dirinya bersama sang istri yang menekuni pembuatan tempe rekesan tersebut.
Tempe rekesan sendiri merupakan tempe yang terbuat dari bahan asli kedelai, diolah selama 4 hari menggunakan mesin pemecah kedelai. Dalam proses fermentasian jamur menjadi ciri khas rekesan yang lantas dibungkus dengan daun pisang.
Para pembuat tempe rekesan ini berada di kawasan jalan Dr Wahidin Sudirohusodo gang 8 no 22 RT04/RW 01 Kelurahan Pekuncen, Pasuruan.
Menurut Yusuf, harga tempe rekesan memang lebih mahal ketimbang tempe biasa berbungkus plastik. Jika bungkus plastik harganya Rp1.000, maka tempe rekesan Rp1.500.
Memang agak mahal selain karena menggunakan pembungkus pisang, tempe rekesan juga menggunakan teknik tindih lama sehingga tempe sangat padat.
Saat Gus Ipul berkunjung ke rumah Yusuf, sebuah batu bata penindih yang sudah berusia puluhan tahun juga sempat dipamerkan.
“Ini batu ini sudah lebih 40 tahun digunakan untuk menindih tempe,” ujar Yusuf.
Sementara itu, Gus Ipul sendiri mengunjungi kawasan Pekuncen bersama dengan Wakil Walikota Adi Wibowo; Kepala Dinas Koperasi dan UMKM; serta Kepala Dinas Perindustrian dan Persagangan.
“Pengrajin-pengrajin kecil seperti ini harus didata dan masuk database pemerintah,” kata Gus Ipul.
Dengan masuk database, maka pemerintah bisa mudah melakukan pendampingan dan mengucurkan bantuan.
Gus Ipul juga langsung memerintahkan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM; serta Kepala Dinas Perindustrian dan Persagangan untuk mendata kebutuhan mereka.
“Tadi saya lihat masalahnya generasi muda di sini tidak melanjutkan bisnis keluarganya. Seperti petani, biasanya anaknya tidak mau jadi petani. Padahal bisnis tempe ini menjanjikan,” ujar mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini.
Industri tempe sebenarnya sangat menjanjikan karena tempe menjadi makanan yang paling banyak disukai masyarakat.
Bahkan, kata Gus Ipul, di berbagai negara saat ini mulai tumbuh restoran yang menyajikan menu tempe.
Untuk tempe rekesan ini, Pemerintah Kota Pasuruan akan membantu para pembuat tempe sehingga bisa meningkatkan pasar serta merangsang warga sekitar kembali menekuni membuat tempe rekesan.
“Ini sentra tempe yang harus dihidupkan lagi. Potensinya luar biasa karena tempenya sangat enak dan khas,” kata Gus Ipul.
Tempe rekesan sendiri selain tempe kotak juga ada yang berbentuk keripik tipis. Jika dikembangkan maka tempe rekesan diyakini tidak akan kalah dengan tempe-tempe dari daerah lain.
Advertisement