Gus Ipul : Industri Kuliner di Jatim Meningkat 20 Persen
Surabaya : Pertumbuhan bisnis kuliner makanan dan minuman di Jawa Timur hingga Mei 2017 tercatat tumbuh 15 hingga 20 persen. Padahal bisnis lainnya saat ini cenderung melambat.
Wakil Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), yang juga Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) saat menghadiri Launching Forum Pengusaha Restoran bekerjasama dengan Apkrindo, di Kamus UK Petra, Surabaya, Selasa 16 Mei 2017 mengatakan hal ini.
Menurut Gus Ipul, di Thailand, pemerintahannya memberikan subsidi untuk pengiriman bahan baku dari negara lain. Sehingga pengusaha bisnis kuliner di negaranya dapat berkembang. "Sayangnya, di negara kita belum dapat diterapkan," katanya.
Ada beberapa hal yang diimbau Gus Ipul kepada para pelaku bisnis kuliner makanan dan minuman di Jawa Timur, khususnya para anggota Apkrindo.
"Seperti di luar negeri, para pelanggan bisa langsung mengetahui bagaimana bahan bakunya, proses pembuatannya, higienis atau tidak," paparnya.
Kemudian, lanjutnya, untuk bahan baku meski diakui masih ada beberapa bahan baku penolong yang impor, sebagian besar berasal dari dalam negeri.
Dengan demikian, Gus Ipul mengharapkan, para pengusaha ini bisa lebih kreatif.
Ia juga menyinggung masalah kemasan (packaging) produk.
"Saya pernah melakukan riset kecil-kecilan. Kala itu, saya menemui penjual kacang yang produknya hanya dikemas seadanya saja, paling banyak laku 15 bungkus. Ketika kemasannya diperbaiki, laku 50 bungkus," paparnya.
Sementara itu, dalam kesempatan ini salah seorang audiens sempat menanyakan pada Gus Ipul tentang peran Pemerintah Jawa Timur terkait UMKM.
"Saat ini banyak buruh yang sadar ketimbang harus menunggu PHK, akhirnya membuka startup usaha sendiri, karena memang ini usaha paling mudah dan sumber dayanya luar biasa," ujarnya.
Menjawab hal ini, Gus Ipul mengaku belum ada langkah khusus untuk menindaklanjuti fenomena ini. Tapi, dirinya akan segera mengambil tindakan untuk membantu para pengusaha pemula ini.
"Saat ini, bukan lagi perusahaan atau pabrik besar yang padat karya. Justru UMKM-lah yang menyerap hampir 90 persen tenaga kerja di Jawa Timur," kata dia.
"Pengusaha besar kita jaga, menengah kita fasilitasi. Sementara, UMKM akan kita bela dengan perlindungan, anggaran dan berbagai pelatihan," kata Gus Ipul. (wah)