Gus Ipul Dukung Ekspor Wig Hingga Ke Afrika
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyapa ribuan pekerja pabrik rambut palsu (wig), PT Hair Star Indonesia, di kawasan Sidoarjo. Di hadapan para pekerja, Gus Ipul mendukung kegiatan ekspor yang dilakukan perusahaan ini.
Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode ini, ekspor Jawa Timur sedang defisit dibandingkan dengan impor. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Desember 2017 lalu misalnya tercatat ekspor di Jatim ada di angka 1,55 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara impor di Desember 2017 mencapai 2,02 miliar dolar AS. "Itu salah satu tantangan kita. Ekspor kita yang masih minus," ujarnya di sela kunjungan, Selasa, 17 April 2018.
Terkait produk wig PT Hair Star yang telah menjangkau pasar ekspor, Gus Ipul pun memberikan apresiasi. "Ini luar biasa. Produk dari Jawa Timur bisa diekspor hingga ke Afrika," pujinya.
"Apalagi, perusahaan ini telah berkembang dan bertahan sejak tahun 80-an. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi," lanjut mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Menurutnya, perusahaan serupa harus terus diperkuat. Apalagi, perusahaan itu merupakan industri padat karya yang memperkerjakan ribuan karyawan.
"Ke depan harus dirancang langkah bersama dengan investor dan perusahaan untuk memperkuat ekpor asal Jatim," urainya.
Pemerintah provinsi Jatim kedepan akan mempermudah pemerolehan bahan baku, di antaranya dengan membatasi ekspor bahan baku.
"Intinya kami ingin perusahaan kita menang di kancah global dan bisa ekspor. Kalau perusahaan ini sudah ekspor, artinya produknya sudah diterima oleh dunia internasional," jelasnya.
Terkait proses perizinan ekspor, pemerintah provinsi juga akan membantu mempermudah prosesnya. "Selama ini izin prinsipnya cenderung besar. Namun, realisasinya masih kecil," urainya.
PT Hair Star Indonesia merupakan industri pengolahan rambut yang telah memulai produksi sejak 1989. Berdasarkan penjelasan Norman Sartono, Direktur PT Hair Star Indonesia, bahan baku yang digunakan industri ini berasal dari komponen lokal serta memaka beberapa bahan sintesis dari Korea, Jepang, hingga China.
Hasil produksi pabrik ini diekspor ke Singapura, Jepang, hingga Afrika. "Perusahaan kami memiliki sekitar tiga ribu karyawan yang berada di beberapa pabrik se-Jatim," urai Norman. (frd/wah)