Gus Ipul Dorong Industri Turunan Pabrik Tembaga
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mendorong hadirnya berbagai industri turunan di propinsi ini. Khususnya industri yang memproduksi bahan baku olahan sumberdaya alam.
Ia mengemukakan hal tersebut di sela-sela menghadiri acara “Terima kasih Gresik & Jawa Timur, 20 Tahun Berbakti Untuk Kemakmuran Negeri” di Gresik, Jumat (17/2).
Menurutnya, banyak potensi bahan baku Industri di Jawa Timur. Salah satunya adalah PT Smelting Gresik yang mengolah konsentrat dari tambang Freepot di Papua menjadi katoda tembaga. "Industri pengolah sumberdaya alam ini harus diikuti dengan industri turunan lainnya," katanya.
Dia bertekad akan mendorong industri turunan produk tembaga yang ada Jawa Timur. Dengan demikian akan ada nilai tambah lagi bagi produk tembaga yang diolah di sini. Kalau selama ini baru ada industri kabel, maka perlu ada industri baru lagi yang bahan bakunya dari tembaga. Misalnya, pabrik handphone, sparpart mobil dan sebagainya.
Orang nomor dua di Jatim yang belakangan banyak melontarkan gagasan di bidang ekonomi ini membayangkan, jika industri turunan berkembang, maka nilai tambahnya akan makin tinggi. Tentu akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
"Kalau semua bahan baku diproduksi di sini, maka impor kita akan makin kecil. Dan itu sangat bagus untuk neraca perdagangan Jawa Timur maupun Indonesia. Kalau itu terjadi, maka yang kita ekspor semua sudah dalam bentuk barang jadi," kata Gus Ipul.
Plan Manager PT Smelting Gresik Antonius Prayoga menjelaskan, smelter yang telah beroperasi sejak 1998 ini mempunyai kapasitas produksi 300 ribu ton katoda tembaga per tahun. Dari jumlah produksi tersebut, 40 persen terserap pasar dalam negeri. Sementara 60 persen diekspor ke luar negeri.
Selama ini, katanya, salah satu produk Smelting Gresik berupa asam sulfat (Acid) langsung disalurkan ke Petrokimia Gresik sebagai bahan baku pupuk. ''Rata-rata kami memasok 700 sampai 900 ribo ton acid ke Petro," tambahnya. Limbah cair Smelting itu disalurkan lewat pipa sepanjang 4 kilometer.
Sedangkan produk lain Smelting berupa coper slag (semacam limbah padat smelter) diserap pabrik semen yang ada di Jatim. Bahan baku turunan ini digunakan sebagai pengganti pasir besi. "Jadi, tidak ada limbah smelter yang tersisa. Semuanya berguna untuk industri lainnya," tutur dia.
PT Smelting Gresik yang mayoritas sahamnya dimiliki Mistsubishi Jepang ini dikenal sebagai green Industri. Selain proses produksinya tidak menghasilkan polusi, limbahnya pun berguna untuk industri lainnya. Sistem smelter yang dimiliki produk Mitsubishi ini banyak digunakan di seluruh dunia.
Saat ini, ada 3 smelter yang dikelola langsung oleh Mitsubishi. Selain Smelting Gresik, ada dua smelter di Jepang. Smelting Gresik selama ini menyerap bahan baku berupa konsentrat tembaga yang ditambang Freeport di Papua. Kapasitas produksi Freeport yang diserap Smelting sebanyak 40 persen. (wah)
Advertisement