Gus Ipul dan Kuliner Warisan Nenek Moyang yang Harus Dijaga
Surabaya : Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengajak masyarakat aktif melestarikan dan mencintai kuliner Jawa Timur. Kuliner merupakan kearifan lokal, peninggalan nenek moyang, serta menjadi ciri khas suatu daerah, bahkan dapat dikatakan sebagai warisan budaya bangsa.
"Kulier harus dilestarikan, dikembangkan, dan dipromosikan agar tidak ditelan zaman, serta tetap eksis meski banyak produk makanan modern dan asing yang ada di Indonesia," kata Gus Ipul, saat membuka Festival Makanan Khas Jatim 2017 di JX International Expo, Selasa 19 September 2017 malam.
Gus Ipul mengatakan, dengan melestarikan produk kuliner khas yang ada di setiap kabupaten/kota, akan tumbuh ikon destinasi wisata kuliner baru di masing-masing daerah. Hal itu akan menjadi pengungkit perekonomian di daerah, sehingga perekonomian Jawa Timur juga ikut terangkat.
Menurut Gus Ipul, dibutuhkan inovasi, serta kolaborasi agar kuliner Jawa Timur dapat memenangkan persaingan di era globalisasi. Inovasi bertujuan untuk memunculkan cita rasa baru tanpa menghilangkan ciri khas dari produk kuliner dari masing-masing daerah.
Guna mewujudkannya, Gus Ipul meminta hotel, restoran, rumah makan, dan usaha jasa boga atau catering untuk terus berkreasi mengembangkan masakan khas daerah. "Masakan juga harus memiliki nilai gizi yang tinggi sehingga tidak hanya lezat, tapi juga dapat memberikan kesehatan bagi konsumen," katanya.
Sementara itu, Jarianto Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur mengatakan, festival yang mengambil tema "Melalui makanan khas kita tingkatkan peran wisata kuliner dalam mengembangkan wisata di Jatim" ini bertujuan untuk menggali potensi dari berbagai macam makanan tradisional khas daerah di Jawa Timur.
"Festival ini memacu tumbuhnya kreasi dari makanan khas daerah sebagai warisan budaya yang digai dari berbagai kabupaten/kota di Jatim. Kreasi itu dapat dijadikan promosi dan menjadi daya tarik wisatawan, khususnya pecinta kuliner untuk berkunjung ke Jatim," kata Jarianto.
Festival ini diikuti sebanyak 31 peserta yang terdiri dari pengusaha kuliner, hotel, restoran, rumah makan, dan usaha jasa boga atau katering dari 28 kabupapten/kota se-Jawa Timur. (wah)