Gus Ipul Ajak Wujudkan Gerakkan Peduli Pantai
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengajak kepada seluruh masyarakat Jawa Timur untuk membangkitkan gerakan bersih pantai (Coastal Clean Up) secara bersama-sama. Ajakan itu ia sampaikan mengingat sampah yang berada di laut dari hari ke hari semakin tidak terbendung lagi.
“Seiring berjalannya waktu volume sampah di laut terus meningkat, dan ini perlu perhatian serius kita bersama,” kata Gus Ipul saat menghadiri Peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia dan Hari Konservasi Alam Nasional Provinsi Jawa Timur 2018, yang diselenggarakan di Komplek Paiton Resort Kabupaten Probolinggo, Selasa 25 September 2018.
Gus Ipul menyebutkan, kondisi laut Indonesia sebagai kawasan perairan yang rawan menghadapi persoalan serius. Sampah plastik yang berasal dari daratan dan dibuang ke laut jumlahnya mencapai 80 persen dari total sampah yang ada di laut.
Bukan saja spesies laut yang terdampak, tetapi juga akan mengancam kelangsungan hidup manusia terutama bagi populasi pangan yang bergantung pada hewan laut, seperti ikan, kerang, tiram dan sebagainya.
“Sampah merupakan bagian dari kehidupan, sedangkan keberadaannya tidak lepas dari perkembangan manusia. Oleh sebab itu kita tidak mungkin membersihkan atau meniadakan 100 persen sampah. Dan semakin maju manusia, sampah yang dihasilkannyapun semakin banyak dan beragam,” jelas gus Ipul.
Menurutnya, timbunan sampah di Jawa Timur mencapai 6,2 juta ton/tahun. 19,16 persen atau 1,2 juta ton/tahun diantaranya berupa sampah plastik, dengan peningkatan rata-rata sebesar 2 – 4 persen pertahun yang bersumber dari kemasan (packaging) makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja serta pembungkus barang lainnya.
Secara umum, total timbunan sampah plastik yang telah didaur ulang diperkirakan baru 10 – 15 persen. Selain itu, 60 – 70 persen ditimbun di tempat pembuangan akhir (TPA) dan 15 – 30 persen belum dikelola dan terbuang ke lingkungan, terutama ke lingkungan perairan seperti sungai, danau, pantai dan laut.
Kondisi tersebut diperparah dengan tidak sebandingnya peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah dan upaya pengurangan sampah dengan penerapan konsep Reuse, Reduse, Recycle (3R), serta masih terbatasnya lokasi dan sarana/prasarana operasi TPA.
Melihat kondisi tersebut, menurut Gus Ipul, ada tiga aspek penting untuk penguatan komitmen penanganan permasalahan sampah, yaitu melalui peranserta masyarakat, swasta dan pemerintah.
“Pemerintah telah mengeluarkan program yang pro lingkungan, pihak swasta perlu menyadari akan pentingnya pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan, dan peran masyarakat diharapkan bisa melakukan aksi-aksi ramah lingkungan hidup seperti memilah dan membuang sampah pada tempatnya, menanam dan memelihara pohon atau juga menggunakan energi secara bijak,’ terang Gus Ipul.
Untuk itu, upaya pemerintah daerah dalam penanganan sampah plastik lewat rencana aksi penanggulangan sampah plastik sangat penting. Usaha itu dilakukan untuk mengurangi 70 persen kontribusi terhadap sampah plastik di laut sebelum tahun 2025.
“Upaya ini butuh kerja keras luar biasa, mengingat penggunaan plastik sudah sangat membudaya,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Gus Ipul menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh elemen masyarakat yang telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata Provinsi, Desa/Kelurahan Berseri, Pelestari Fungsi Lingkungan dan Penghargaan Laporan Pengelolaan Lingkungan Bagi Dunia Usaha.
“Penghargaan ini merupakan salah satu bukti besarnya komitmen dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yang patut dipertahankan dan bahkan ditingkatkan,” ungkapnya.
Meski begitu, Gus Ipul menyadari kalau persoalan lingkungan hidup masih terdapat permasalahan yang harus segera diselesaikan secara bersama untuk menguatkan komitmen dan motivasi dalam perlindungan pengelolaan lingkungan hidup di Jawa Timur.
Salah satunya, produsen harus memiliki tanggungjawab terhadap siklus hidup produk-produknya atau extended producer responsibility (EPR), menarik kembali kemasannya atau mendaur ulang.
“Kunci keberhasilannya terletak pada kesadaran seluruh masyarakat bahwa sampah plastik adalah musuh baru umat manusia,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Dr. Ir. Diah Susilowati, MM mengatakan, peringatan hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada 25 September 2018 disinergikan dengan hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada 5 Juni 2018. Kedua acara tersebut mengusung tema “Kendalikan Sampah Plastik” Beat Plastic Pullution. Tema tersebut merupakan isu yang mengandung nilai strategis untuk mengurangi dan mengendalikan sampah plastik.
Tujuannya yaitu untuk mengatasi bahya sampah plastik, serta menyosialisasikan agar sampah plastik dikelola dengan cara reuse ( menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama tau lainnya, reduse (mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah) dan recycle (mengolah kembali /daur ulang sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. (man)
Advertisement