Gus Dur Dikejar Polisi Zikir 20 Menit, Anekdot Sulit Dipahami
KH Abdurrahman Wahid selalu aktual karena lelucon, joke-joke dan humornya. Humor bisa lahir karena perilakunya, anekdot. Juga muncul karena disampaikan Gus Dur, yang Presiden ke-4 RI itu.
Memang, bukan Gus Dur kalau tidak jago melontarkan joke-joke yang bisa membuat orang terpingkal-pingkal. Selain dikenal sebagai ulama kharismatik, Gus Dur juga dianggap sebagai figur yang tak kaku dan kerap menyempatkan bercanda di sela-sela aktivitasnya.
Zikir 20 Menit
Pada suatu waktu, Markas Koramil mengadakan kegiatan zikir dan salawat untuk keutuhan dan ketenteraman bangsa. Kegiatan ini turut mengundang Kiai Majid.
Dalam acara tersebut, Kiai Majid memulai dengan zikir panjangnya yang khusyuk. Lantunan zikir itu kemudian diikuti oleh jemaah yang hadir.
Namun yang terjadi, Kiai Majid dan jemaah khusyuk melafazkan, “Ya Qodim, Ya Qodim, Ya Qodim”, secara berulang-ulang. Bacaan itu diulanginya hampir dua puluh menit.
Saat itu juga, asa salah seorang Tentara dari Koramil yang duduk di bagian belakang mencolek Kiai Majid sambil berbisik.
"Dari tadi disebutnya Kodim terus, Koramilnya kapan Kiai?“ bisiknya kepada Kiai Majid.
Dalam kisah yang lain, dikutip dari NU-Online, Gus Dur berkata bahwa para jenderal di zaman Orde Baru terbagi dalam dua kelompok. Ada jenderal yang takut dengan istrinya dan ada juga jenderal yang tidak takut istri.
Hal itu terlihat ketika dalam sebuah pertemuan. Para jenderal itu selalu memisahkan diri.
Bagi jenderal yang takut istri, ia berada di sebelah sisi ruangan. Sementara jenderal yang tidak takut istri, ia berada di satu sisi yang lain.
Akan tetapi, pada saat itu, ada seorang jenderal yang mestinya tergabung dalam kelompok jenderal takut istri, ia justru duduk bersama kelompok jenderal yang tidak takut istri.
"Hai kenapa kamu duduknya di situ bareng jenderal yang tidak takut istri? Memangnya sekarang kamu sudah berani sama istrimu?” kata salah satu jendral yang takut istri.
“Hmm nggak tahu deh. Saya disuruh istri saya duduk di sini! Ya saya duduk saja.” seloroh Jenderal itu.
Itulah humor Gus Dur tentang bacaan zikir Ya Qodim. Semoga dapat menghibur dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Untuk diketahui, Gus Dur tutup usia pada 30 Desember 2009 dalam usia 69 tahun. Karena itu, penulis tak lupa juga untuk mendoakan almarhum KH Abdurrahman Wahid, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Wallahu A'lam Bishawab.
Salah Paham, Polisi Mengejar Salaman
Lelucon KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak saja keluar dari joke-joke segar yang beliau sampaikan di sejumlah forum, akan tetapi juga dari kisah pengalaman hidup mantan presiden RI ke-4 ini.
Salah satu kisah kocak Gus Dur adalah saat ia dikejar polisi yang semula dikira ingin menangkapnya, akan tetapi ternyata hanya ingin salaman.
Sekali waktu Gus Dur diminta untuk menjadi pengisi acara di forum yang diselenggarakan oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang disponsori oleh Bondan Gunawan.
Sudah diprediksi, acara semacam ini akan digagalkan atau minimal diganggu oleh aparat keamanan pemerintahan orde baru saat itu.
Begitu selesai acara, Gus Dur diminta untuk segera meninggalkan lokasi karena ada informasi bahwa polisi akan masuk dan membubarkan acara. Tanpa pikir panjang, Gus Dur bersama teman-teman satu mobilnya segera kabur ke Surabaya.
Begitu sampai di kota Jombang, tampak mobil Gus Dur dibuntuti oleh motor gede milik Polri tanpa membunyikan sirine.
Menyadari hal itu, Gus Dur meminta untuk tetap melaju bila perlu ngebut. Sial, polisi itu terus membuntutinya. Gus Dur semakin khawatir.
Setelah berada di luar kota, kedua motor polisi itu berhasil menyalip mobil Gus Dur. Motor itu berhenti, begitu agak jauh menyalip lalu berhenti di tengah jalan dan memberhentikan mobil Gus Dur.
Sopir mobi Gus Dur mendadak injak rem untuk menghindari kecelakaan. Gus Dur yang tampak marah menunggu kedua polisi itu menghampirinya.
“Ada apa?,” Gus Dur bertanya dengan nada tinggi.
“Assalamualaikum, Kiai,” kata salah seorang polisi.
“Ya, ini ada apa? Saya 'kan sudah pergi. Sana pergi kalian…,” ujar Gus Dur mencoba mencegah kedua polisi itu mendekat.
“Begini, Kiai…,” kata anggota polisi tersebut sesampai di kaca jendela. (Sopir dan dua penumpang mobil lainnya sudah khawatir sekali)
“Begini, Kiai, mohon maaf saya tadi belum sempat salaman sama njenengan. Jadi terpaksa saya mengikuti Kiai. Tolong Kiai, saya ingin salaman,” aku anggota polisi tersebut.
Kedua polisi itu pun bersalaman dan mencium tangan Gus Dur. Setelah itu kedua polisi langsung tersenyum cengengesan karena berhasil salaman dengan Gus Dur.
Tentu saja, Gus Dur tertawa lepas begitu mobil melanjutkan perjalanan.
“Ngono kuwi lo, wong NU. Sudah repot-repot disuruh menjaga supaya ceramah tidak sukses, eee… ujung-ujungnya pingin salaman,” kata Gus Dur.
Memang, saat itu aparat keamanan sering ditugaskan untuk menghalangi Gus Dur. Tapi dasarnya orang NU, begitu tugas sudah rampung ya tetap ingin mencium tangan kiai.