Gus Dur Dianugerahi Gelar Tokoh Perdamaian Dunia
Gelaran Konferensi Internasional Zhenghe (Chenghoo) ke-5 di Jawa Timur telah resmi dibuka pada Senin 15 Juli 2019.
Dalam Konferensi ini, Presiden Republik Indonesia ke-4 Almarhum Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur mendapat penghargaan Zhenge International Piece Award.
Penghargaan tersebut secara simbolis diberikan Direktur Zhenghe International Peace Foundation (ZIPF) Prof Haiyun Ma kepada istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid.
Penghargaan ini diberikan setelah juri yang berasal dari 12 negara sepakat Gus Dur telah menyembuhkan ketakutan dan trauma yang disebabkan oleh konflik etnis berskala besar.
"KH. Abdurrahman Wahid adalah penerima Zhenghe International Peace Award 2019. Selama masa jabatannya sebagai presiden, beliau telah menyembuhkan ketakutan dan trauma yang disebabkan oleh konflik etnis berskala besar, dan memulihkan reputasi Indonesia di mata dunia dengan mereformasi kebijakan ekonomi dan budaya Indonesia,” ujar pria yang akrab disapa Prof Ma tersebut.
Menurutnya Forum Zhenghe percaya bahwa pembangunan yang diikuti konsolidasi kerukunan serta persahabatan dan perdamaian antara orang-orang yang berbeda dan beragam budaya tidak hanya bergantung sebagai pekerjaan rutin para pemimpin masyarakat, tetapi juga oleh peran para pemimpin pemerintah tingkat tinggi dalam memberi kerangka kebijakan dan pelaksanaan.
Prof Ma menambahkan Forum Zhenghe percaya bahwa Gus Dur memainkan peran penting dalam gerakan persamaan hak di Indonesia yang kontemporer. Penghargaan Perdamaian Internasional Zhenghe 2019 mengakui secara pasti semangat toleransi, cinta, dan kedamaian dari Gus Dur.
"Diharapkan juga bahwa warisan Gus Dur dapat membantu melayani negara-negara multi-etnis yang sangat terjerat oleh diskriminasi etnis, intoleransi agama, dan ketidakstabilan sosial," katanya.
Gubernur Jawa Timur tak lupa memberi penilaian terhadap penghargaan tersebut. Menurut Khofifah, Gus Dur telah mengajarkan bagaimana seorang pemimpin senantiasa membangun perdamaian di antara semua umat manusia di Indonesia.
"Beliau memang teladan untuk kita semua, apa yang telah diwariskan seperti pluralisme. Dirinya telah membangun persepektif bagaimana sebetulnya kita dengan yang lain membangun pesan damai dan menjunjung tinggi harkat martabat dan kemanusiaan di suatu negara," katanya.
Sementara Prof Akh Muzakki selaku ketua acara mengatakan penghargaan tokoh perdamaian yang diberikan kepada Gus Dur oleh Yayasan Internasional Cheng Ho merupakan bukti bahwa Gus Dur sosok yang menjunjung tinggi nilai pluralisme.
"Gur Dur tidak sekedar aktivis yang mempromosikan toleransi dan perdamaian beliau juga policy maker dengan jabatan presiden semakin memperkuat best practice yang selama ini melekat dalam diri beliau, sehingga yayasan Cheng Ho Internasional yang berbasis di New York mengambil keputusan tokoh perdamaian diberikan kepada Gus Dur," katanya. (faq)