Gus Baha, Tak Ada Hukum di Surga Bolehkah Setubuhi Ibu Kandung?
KH Ahmad Bahauddin Nursalim berkesempatan ceramah di luar negeri. Saat saat ceramah di Korea Selatan, Gus Baha dikejutkan dengan pertanyaan TKI Indonesia yang bekerja di sana tentang bebasnya bersetubuh di surga.
TKI asal Indonesia tersebut bertanya pada Gus Baha karena dirinya pernah mendengar satu kajian yang mengatakan bahwa di surga itu tidak ada hukum.
Seorang jamaah, dalam pengajian TKI Indonesia di Korea, berkata pada Gus Baha. "Saya sempat berpikir jika di surga tidak ada hukum, maka boleh bersetubuh dengan siapapun termasuk ibu kandung," tanyanya.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim pun menyampaikan jawaban, setelah diminta agar memberi penjelasan terkait masalah ini dengan baik. Penanya itu mengaku dirinya pernah mengetahui hal ini ketika melihat satu kajian.
Bukti Kecerdasan Gus Baha
Dengan kecerdasannya, Gus Baha pun menjawab masalah ini dengan sangat mudah dan singkat.
"Apakah di Surga itu karena tidak ada hukum boleh menggauli ibunya?," ungkap Gus Baha saat menegaskan ulang pertanyaan TKI asal Indonesia tadi. Dari video ceramah Gus Baha diunggah dari kanal YouTube. "Memangnya kekurangan stok bidadari," jawab Gus Baha.
Mendengar jawaban Gus Baha tersebut, semua jamaah langsung ketawa ngakak karena sebetulnya pertanyaan tersebut tidak pantas ditanyakan karena nyeleneh.
"Itu terlalu sekali, yang bikin statement yah kacau, yang meriwayatkan juga kacau, tapi yang tanya yah nggak kacaulah. Haha," ungkap Gus Baha.
Selepas itu, Rois asal Rembang ini mengatakan bahwa jika menanggapi pertanyaan nyeleneh seperti ini, itu banyak sekali. "Itu memang kalau nuruti pertanyaan kacau itu banyak," kata Gus Baha.
Seperti jika pria dapat bidadari, apakah wanita dapat bidadara. "Kalau cowok dapat banyak bidadari, apakah cewek juga dapat banyak bidadara, pokoknya itu kalau nuruti nakal-nakal itu banyak," ujar Gus Baha.
Masuk Surga Saja Belum Lho
Setelah itu, Gus Baha mengatakan bahwa masuk Surga saja belum, kok sudah mikir ke sana. "Wong masuk Surga ajah belum pertanyaan sudah kesana, haha," ucap Gus Baha sambil ketawa ngakak.
"Sudah kita cocokan disana saja, nanti disana kaya apa, nah kalau dia nggak paham, berarti nggak masuk Surga gitu ajah, haha," sambungnya.
Murid Mbah Moen ini mengatakan bahwa apa yang dikatakannya ini merupakan tradisi para ulama. "Karena ulama itu kalau sudah terpaksa, kalau terpaksa ini khas saya, kalau terpaksa yang harus cangkem ele, sebab kalau cangkem apik tidak bisa menyelesaikan masalah," ungkap Gus Baha.
Hal itu per ditanyakan seseorang pada seorang Kiai. "Pak Kiai kalau setan kan masuk neraka tidak apa-apa," kata orang tersebut.
"Kenapa?," ujar Kiai.
"Dia kan dari api, kalau masuk api familiar," jawab orang tersebut.
"Itu kan cangkem ele atau bercanda," kata Gus Baha.
Lalu Kiai tadi ambil tanah lalu ditaburkan ke wajahnya kata Gus Baha.
"Waduh-waduh pak Kiai ini gimana," ungkap orang tersebut.
"Kamu kan dari tanah, kenapa dari tanah jadi ribet, haha," ungkap Gus Baha ketika mengatakan jawaban Kiai tersebut.
Artinya begini, kata Gus Baha, kadang kalau pertanyaan cangkem elek atau bercanda, maka jawabannya harus dengan cangkem elek atau bercanda.
Karena menurut Gus Baha jika dijawab dengan cangkem apik atau hal yang benar pasti susah dan akan menimbulkan masalah baru.
Advertisement