Gus Baha: Keikhlasan Diletakkan Lebih Awal, Harta Ini Milik Allah
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Baha) mengingatkan pentingnya disertai ikhlas untuk mencari ridha Allah Subhanahu wa-ta'ala (SWT) semata-mata. Tak lupa, ulama muda asal Rembang ini, membagikan tata cara dan tips niat ketika hendak beramal.
Menurut Gus Baha, seseorang dianggap ikhlas dalam melakukan sesuatu jika merasa dirinya tidak memiliki apapun.
"Bika sebuah perbuatan masih ada pengakuan diri maka hal itu tidak bisa disebut ikhlas. Ikhlas itu dimulai dari awal. Kalau menurut bahasa kerennya pokoknya dari hilir sampai hulu. Hulu sampai hilir itu harus ikhlas semua," ujar Gus Baha.
Salah satu murid kesayangan Mbah Moen itu kemudian memberikan ilustrasi jika seseorang menganggap yang diberikan miliknya berpotensi akan diungkit-ungkit.
"Misalnya kamu punya uang, yakin bahwa itu punya Allah. Sehingga ketika kita memberikan kepada orang, kamu gak merasa itu milik kamu sehingga tidak mudah mengungkit-ngungkit," lanjut Gus Baha.
Karena itulah, tingkat keikhlasan bisa diukur jika seseorang merasa semua yang ia berikan milik Allah dan digunakan sesuai perintah Allah.
"Selagi kamu bisa benar keduanya, namun jika di awal salah itu masih kemungkinan gak ikhlas," kata Gus Baha.
Raih Keikhlasan
Memang, Gus Baha membagikan tata cara dan niat tersebut agar ketika seseorang beramal bisa mencapai keikhlasan. Hal tersebut disampaikan Gus Baha dalam sebuah cuplikan ceramah yang diunggah akun Instagram @kajian.gusbaha, belum lama ini.
"Uang ini milik saya, saya berikan kepada kamu dengan ikhlas," sambungnya.
Gus Baha menuturkan, kalimat 'milik saya' itulah yang masih bisa menjadikan seseorang yang memberi suatu saat mengungkit-ngungkit karena merasa itu miliknya.
"Tapi kalau ikhlasnya dari depan, uang ini milik Allah, ilmunya Baha milik Allah, lalu saya kasihkan kamu, dan kamu juga hamba Allah," bebernya.
"Dari awal merasa tidak memiliki apapun. Tapi selagi ikhlasnya masih separuh, ilmuku saya kasihkan kepadamu karena Allah berarti masih potensi gak ikhlas," tambahnya.
Karena itulah, untuk melatih ikhlas itu harus kedua-duanya. Anda memiliki uang, uang itu milik Allah. "Anda punya ilmu itu milik Allah, punya jabatan juga milik Allah kemudian kamu kasihkan sesuai perintah Allah," kata Gus Baha.
Hal itu helas Gus Baha, akan lebih mudah ikhlas karena tidak ada daya upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. "Selagi masih separuh saja salah, itu potensi berikutnya juga ikut salah," terangnya.
"Itulah ikhlas. Ikhlas itu sesuatu yang semuanya lillahi ta'ala," tutur Gus Baha, yang putra Kiai Nursalim Rembang itu.